Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 13 Mei 2023 | 23:34 WIB
Pelatihan Budidaya Maggot dan Azolla. [Ist]

SuaraSumut.id - Asian Agri menggelar pelatihan UMKM Naik Kelas 2023 bertajuk Menghadirkan Pakan Ternak Alternatif untuk Mencapai Ekosistem Peternakan yang Optimal.

Manager Sustainability Operation dan CSR Asian Agri, Putu Grhyate Yonata Aksa mengaku pihaknya terus berkomitmen dalam menjalankan tanggungjawab sosial kepada masyarakat sekitar, dengan berbagai upaya yang tujuan akhirnya adalah peningkatan keterampilan untuk kemandirian ekonomi daerah.

"Kami percaya dengan program berkelanjutan ini salah satunya melalui pelatihan UMKM Naik Kelas, akan membuka peluang lapangan kerja yang semakin banyak dan tentunya ekonomi desa semakin produktif dan meningkat," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/5/2023).

Pihaknya telah melakukan pembahasan dengan tim internal terkait permasalahan yang dialami pelaku UMKM lokal, terutama di bidang perikanan dan peternakan. Salah satu kendala utama yang kerap dihadapi adalah tingginya biaya pakan yang harus dikeluarkan oleh petani dan pelaku usaha ternak.

Baca Juga: Terungkap! Ada Peran Eks Real Madrid Dibalik Bergabungnya Putu Gede ke Persib Bandung

Kondisi itu memberikan pengaruh signifikan terhadap kenaikan biaya operasional, yang akhirnya bisa mengurangi keuntungan dari hasil usaha bidang peternakan.

"Kami menggandeng Pendiri Bank Sampah Ibnu Al-Mubarok yaitu Rinwiningsih yang telah berpengalaman membuat pakan ternak alternatif yaitu budidaya maggot dan azola. Sehingga dengan pelatihan sekaligus sharing, diskusi nantinya para peserta ini bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatkan serta melihat potensinya kedepan," ujarnya.

Pendiri Bank Sampah Ibnu Al-Mubarok Rinwiningsih mengatakan, untuk mulai budidaya maggot ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, maggot atau dikenal juga dengan nama belatung ini bisa menimbulkan rasa geli dan merinding bagi yang baru pertama kali melihatnya.

"Karena manfaatnya yang besar akhirnya budidaya maggot mulai berjalan. Dimulai dari lalat BSF yang hanya hidup tiga hari, kemudian menjadi telur dan masuk fase baby maggot dan maggot. Saat ini telur maggot harganya Rp 10 ribu per gram dan kalau 1 kg harganya Rp 1 juta," ungkapnya.

Menurut Rinwiningsih, maggot hasil budidaya ini lebih murah untuk dijadikan pakan ternak seperti ikan, ayam, bebek, hingga sapi. Harga pakan budidaya maggot disebut lebih murah dibandingkan biaya pakan ternak seperti pelet yang harganya cenderung terus naik.

Baca Juga: Tampil Seksi Hanya Pakai Bra, Anya Geraldine Dibilang Mirip Sosok Ini

Untuk pakan maggot juga mendukung pemanfaatan sampah rumah tangga yaitu sisa buah-buahan, sayuran, sampah dapur, ampas tahu, dan limbah organik lainnya.

Tidak hanya maggot, dirinya juga mengenalkan budidaya azolla atau tanaman paku air. Azolla punya kandungan protein tinggi hingga 23 sampai 30 persen.

Tanaman ini memiliki kandungan lignin yang rendah sehingga mudah dicerna oleh ternak. Oleh karena itu, tumbuhan Azolla cocok untuk dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak khususnya bebek, ayam, kambing, sapi dan kelinci.

Budidaya azolla hanya bermodal dari kolam ikan yang sudah ada, kemudian ditambahkan tanah dan bibit azolla. Setelah bibit ditebar tinggal menunggu masa panen singkat hanya selama 15 hari saja.

"Adanya informasi maggot dan azolla ini sebagai pendorong, agar petani dan pelaku UMKM mau praktek langsung dan melihat bagaimana hasilnya terhadap keperluan bahan pakan yang selama ini menjadi ketergantungan dan membebani peternak," jelasnya.

Salah satu peserta pelatihan dari Sumatera Utara, Amri Simanjuntak mengaku pelatihan ini sangat bermanfaat dan memberikan ilmu baru bagi para pelaku usaha peternakan.

"Ilmu yang saya dapatkan di sini akan segera dipraktekkan dan saya bagikan kepada warga kampung, agar semua bisa belajar dan menjalankan langsung. Saya berharap setiap rumah punya di kampung akan punya ternak ayam dan tidak kesulitan lagi mendapatkan pakan," pungkasnya.

Load More