SuaraSumut.id - Kontroversi keberadaan kerangkeng manusia yang berada di belakang Rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin kini menjadi polemik hingga menjadi sorotan Istana Kepresidenan. Keberadaan puluhan orang yang hidup di balik kerangkeng manusia tersebut diduga terkait erat dengan perbudakan modern.
Namun anggapan tersebut dibantah oleh pengawas kerangkeng yang juga Kepala Desa Balai Kasih, Kecamatan Kuala, Suparman PA.
Ia mengungkapkan, jika kerangkeng itu menjadi tempat pembinaan pecandu narkoba. Menurutnya, ada sekitar 500 orang yang dinyatakan sembuh dari tempat pembinaan tersebut.
"Ada sekitar 500 orang yang sudah sembuh," katanya kepada wartawan, Selasa (25/1/2022).
Selama masa pembinaan, penghuni kerangkeng dibekali kemampuan. Selain itu, warga yang menitipkan keluarganya di tempat itu tidak dipungut biaya.
"Warga binaan itu datang dibawa oleh keluarganya dengan kesepakatan," ujarnya.
Ketika warga binaan itu sudah sembuh sebelum selesai waktu dalam kesepakatan, pihak keluarga bisa membawanya pulang.
"Boleh (diambil). Kan ada kesepakatan berapa lama. Ada yang kontraknya setahun, delapan bulan sudah sembuh," jelasnya.
Lantaran itu, dia membantah pemberitaan miring yang mengatakan adanya perbudakan modern. Penghuni kerangkeng yang dititipkan keluarganya untuk dibina dan dididik.
"Kerja paksa itu nggak ada, pemukulan juga tak ada. Warga yang menitipkan keluarganya resah kalau itu (kerangkeng) ditutup. Mereka menolak," katanya.
Sebelumnya, seorang penghuni kerangkeng rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin, Jefri Sembiring (27) membuat pengakuan. Ia mengaku sudah mengonsumsi narkoba selama tujuh tahun.
Dia mengaku merasa nyaman berada di dalam lokasi binaan milik Terbit Rencana Perangin Angin.
"Kami nyaman, tidak pernah segemuk ini sebelumnya," katanya melansir Kabarmedan.com-jaringan Suara.com pada Rabu (26/1/2022).
Sejak empat bulan lalu Jefri diantarkan keluarganya ke lokasi yang disebut sebagai tempat rehabilitasi. Tujuannya agar sembuh, bersih dari narkoba dan nantinya bisa bekerja di pabrik kelapa sawit milik Terbit Rencana.
Jefri mengalami perubahan yang baik karena hidup lebih teratur, mulai dari makan tiga kali sehari, istirahat yang teratur, berolahraga dan beribadah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional