Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 22 April 2022 | 16:43 WIB
Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Lingkungan menggelar demonstrasi di Kota Medan. [Suara.com/M Aribowo]

SuaraSumut.id - Aliansi Pemuda Peduli Lingkungan menggelar demonstrasi di Kota Medan, Jumat (22/4/2022) sore. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bumi 2022.

Dalam aksinya, massa aksi menggelar longmarch dari Lapangan Merdeka Medan menuju kantor Walikota Medan. Massa aksi membawa spanduk yang berisi pesan yang mengajak semua pihak agar peduli lingkungan dan juga membawa bibit pohon.

Massa juga menggelar aksi teatrikal dengan menempelkan sampah plastik dan organik di sekujur tubuhnya sebagai simbol untuk menggalakan gerakan peduli lingkungan.

"Aksi ini sebagai bentuk peringatan dan kampanye kepada pemerintah dan masyarakat bahwa bumi kita saat ini sedang mengalami krisis," ujar Deputi I WALHI Sumut Royto Lumban Gaol kepada wartawan.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kota Medan Hari Ini, Jumat 22 April 2022

Ia mengatakan krisis lingkungan ini dipicu beragam hal seperti laju industri di negara-negara berkembang, penggunaan energi kotor, deforestasi besar-besaran, masifnya laju industri ekstraktif dan investasi kotor tidak ramah lingkungan.

"Diperparah dari kontrol kebijakan yang tidak pro terhadap keselamatan dan keberlanjutan bumi," kata Royto.

Provinsi Sumut, kata Royto juga memiliki ragam konflik lingkungan seperti konflik agrarian, masifnya deforestasi melalui pemberian izin kepada industri ekstraktif seperti perkebunan skala besar, tambang, hutan tanaman industri (HTI), program food estate dan lainnya.

Data dari WALHI Sumut total luasan hutan hilang dan mengalami alih fungsi hutan dari tahun 2014 - 2018 seluas 1.503.471 hektar.

"Melihat kondisi di atas WALHI Sumut menyuarakan tepat dalam memperingati hari Bumi Sedunia April 2022 kepada pemerintah Indonesia dan daerah laksanakan moratorium izin di kawasan Hutan Sumut," ujar Royto.

Baca Juga: Kawasan Belawan Rawan Kriminal, Kapolda Sumut Minta Patroli Rutin

"Lakukan evaluasi perizinan sebagai langkah mewujudkan nol deforestasi tahun 2030 untuk mempertahankan kawasan hutan yang tersisa, selamatkan keanekaragaman hayati, dan selesaikan konflik agraria di Sumut," sambungnya.

Lebih lanjut, Royto menyampaikan agar Pemko Medan mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau di Medan dan melakukan normalisasi sungai.

"Lestarikan bumi selamatkan Medan," tandasnya.

Amatan wartawan, aksi unjuk rasa berlangsung dengan aman dan tertib. Pihak kepolisian terlihat berada di lokasi untuk mengamankan jalannya aksi memperingati hari Bumi Sedunia 2022.

Kontributor : B Rahmat

Load More