SuaraSumut.id - Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, yang menggelar aksi demo menolak kenaikan harga BBM menguasai ruang sidang paripurna DPR Aceh, Senin (5/9/2022).
Mereka melakukan orasi sambil menunggu pimpinan DPR Aceh untuk menyampaikan aspirasi mereka soal penolakan kenaikan BBM.
Melansir Antara, di dalam gedung para mahasiwa mendapat pengawalan ketat dari personel kepolisian. Di sana para mahasiswa juga membentangkan sejumlah spanduk bertuliskan tolak BBM naik.
Orator aksi Agus Sriwahyudin menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat Indonesia.
"Kita tidak akan pulang sampai harga BBM turun kembali, sepakat teman-teman," teriak Wahyu.
Sekitar satu jam di ruang sidang paripurna, pimpinan DPRA yakni Ketua Pon Yahya dan sejumlah anggota dewan lainnya menemui mahasiswa.
Di depan pimpinan DPR Aceh, mereka kembali menyampaikan tuntutan untuk memperjuangkan penurunan harga secara silih berganti.
Diberitakan, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM mulai dari Pertelite, Pertamax dan Solar.
Pengumuman disampaikan oleh Presiden Jokowi pada Sabtu (3/9/2022).
Jokowi menyatakan, pengalihan subsidi BBM bertujuan agar subsidi yang diberikan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran.
Baca Juga: Tarif Tiket Damri Naik Efek Kenaikan Harga BBM, Perjalanan Lintas Negara Makin Mahal
Ini isi lengkap pidato Presiden Jokowi dikutip Selebtek dari YouTube Sekretariat Presiden:
Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN.
Tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus.
Dan lagi lebih dari 70 persen subsidi BBM justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi. Mestinya uang negara tersebut harus diproritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu.
Dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit ini. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM. sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian. Dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM sebesar Rp12,4 triliun yang diberikan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu, sebesar Rp150 ribu per bulan, dan mulai diberikan bulan September selama empat bulan.
Berita Terkait
-
Imbas Kenaikan Harga BBM, Sopir dan Organda di Kabupaten Muna Mogok Narik
-
Tarif Tiket Damri Naik Efek Kenaikan Harga BBM, Perjalanan Lintas Negara Makin Mahal
-
Harga Pangan di Sumut Naik Seiring BBM dan Biaya Transportasi
-
Dampak Kenaikan Harga BBM, Tarif Speedboat Jurusan Sukadana-Pontianak Jadi Rp 300 Ribu
-
SPBU Vivo di Bogor Alami Kelangkaan BBM Jenis Revvo 89, Petugas: Belum Ada Pengiriman, Stok Kosong
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Dirut Pegadaian Serahkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumut
-
Telkomsel Pulihkan 21 Site di Aceh Tamiang dan Salurkan Bantuan Sosial
-
Jelang Natal, Asian Agri Adakan Pasar Murah Minyak Goreng di Labusel
-
Puncak HUT Ke-68, Dirut Pertamina Kawal Misi Kemanusiaan di Aceh
-
Anak Perempuan Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan Ternyata Masih SD, Motifnya?