Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 26 Mei 2024 | 14:26 WIB
Ilustrasi air mengalir. [Ist]

SuaraSumut.id - Peneliti Pusat Riset Limnologi dan Sumberdaya Air dari BRIN, Ignatius Sutapa menyebut air bersih tawar yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan air laut dapat menjadi sumber konflik di masa depan.

"Perebutan air semakin terjadi. Saat ini sudah terjadi di antara para petani kita, dan di negara lain pun sama," katanya melansir Antara, Minggu (26/5/2024).

Dirinya mengingatkan kepada masyarakat untuk menggunakan air secara bijaksana dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle.

Menurutnya, jumlah air tidak bertambah, sedangkan populasi manusia terus meningkat dari hari ke hari dan saat ini telah mencapai 8 miliar jiwa di seluruh dunia.

Kondisi ini menyebabkan tingkat aksesibilitas, kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air kian menurun, dikarenakan berbagai faktor seperti pencemaran dan siklus air.

"Sementara itu, kebutuhan air terus meningkat. Jika hal ini tidak diatasi, akan terjadi kesenjangan yang semakin besar di masa depan. Bahkan, air bisa menjadi sumber konflik," jelasnya.

Ia berharap Forum Air Dunia atau World Water Forum ke-10 yang baru saja berlangsung di Bali dapat membangkitkan semangat agar manusia lebih peduli dan tidak semena-mena terhadap air.

Load More