SuaraSumut.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat berkomitmen memberantasan narkoba. Hal itu dibuktikan dengan menggelar tes urine mendadak untuk tujuh calon pejabat baru di lingkungan pemerintah daerah tersebut.
Langkah ini dipimpin langsung oleh Bupati Aceh Barat, Tarmizi. Hal itu dilakukan sebagai bentuk ketegasan dan contoh nyata dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan aparatur negara.
“Tes urine ini merupakan semangat untuk memberantas narkoba di lingkungan pemerintah daerah,” ujar Bupati Tarmizi, dikutip dari Antara, Jumat (2/5/2025).
Pemeriksaan dilakukan di Kantor Bupati Aceh Barat dan menyasar tujuh nama calon pejabat yang akan mengisi posisi strategis di pemerintahan.
Ketujuh nama tersebut adalah Said Azmi, Husensyah, Kamarlisnur, Mudassir, Erdian Mourny, Khairuzzadi, serta Irfan Murdani.
Menurut Tarmizi, pelaksanaan tes urine pejabat Aceh Barat secara tiba-tiba ini bukan hanya untuk memastikan mereka bebas dari penyalahgunaan narkotika, namun juga menjadi pesan moral bagi masyarakat.
Pemerintah ingin memastikan bahwa para pemimpin yang akan dilantik benar-benar bersih dari zat terlarang.
“Tes ini adalah bagian dari upaya kita untuk memberi contoh kepada publik bahwa pejabat yang diangkat harus bersih dan bebas dari narkoba,” ujar Tarmizi.
Tak hanya berhenti pada level calon pejabat, Pemkab Aceh Barat juga merencanakan perluasan tes serupa kepada seluruh ASN dan tenaga PPPK di bawah naungan pemerintahan daerah.
“Selain kepada calon pejabat baru, tes urine ASN dan PPPK juga akan kita berlakukan secara mendadak dan acak,” tegasnya.
Langkah tersebut memperkuat langkah preventif pemerintah daerah dalam perang terhadap narkoba, terutama di kalangan birokrasi.
Keterlibatan aparat negara dalam peredaran maupun konsumsi narkoba selama ini menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk BNN dan KemenPAN-RB.
Hasil tes yang dilakukan tim medis dari RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh memastikan bahwa seluruh calon pejabat yang diperiksa dinyatakan negatif narkoba. Pemeriksaan dilakukan secara profesional, dengan pengawasan ketat guna menjaga integritas hasilnya.
Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, hingga akhir 2024 lalu, Aceh termasuk dalam salah satu provinsi dengan tingkat kerentanan peredaran gelap narkoba.
Kondisi geografis yang terbuka dan kedekatannya dengan jalur-jalur laut membuat wilayah ini rentan dijadikan tempat masuk narkotika dari luar negeri.
Berita Terkait
-
CERPEN: Koruptor Bergaya Akhirnya Binasa
-
Suara Gen Z Ditanya Soal Pejabat Sibuk Pencitraan: Jujur Muak Banget!
-
Isu Simpanan Pejabat Mencuat, Karier Panjang Shandy Aulia Kembali Dibahas
-
Diterpa Isu Simpanan Pejabat, Ini Jejak Karier dan Asmara Shandy Aulia
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih
-
Kementerian PU Buka Kembali Jembatan Krueng Tamiang, Mobilitas Warga Mulai Pulih
-
Bencana Alam Sumut: 209 Orang Luka-Luka, 60 Masih Hilang!
-
Jalan Nasional Medan-Aceh Tamiang Kembali Dibuka, Warga Bersyukur: Alhamdulillah!