Suhardiman
Selasa, 20 Mei 2025 | 22:39 WIB
Musa Rajeksah atau akrab disapa Ijeck. [Dok Istimewa]

SuaraSumut.id - Politisi senior Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Iskandar Marpaung turut memberikan tanggapannya mengenai perkembangan Musyawarah Daerah (Musda).

Musda Golkar Sumut kabarnya akan digelar dalam waktu dekat ini. Namun, secara jelasnya masih menunggu keputusan dari DPP Golkar.

Iskandar Marpaung mengatakan, jelang pemilihan calon pemimpin DPD Golkar Sumut, tentunya bukan hanya sekedar menjadi ajang mengandalkan kekuatan.

Calon pemimpin harus berkompeten untuk mengedepankan nasib dari Partai Golkar.

"Musda ini bukan hanya demi kekuatan dan kekuasaan saja. Tetapi seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi untuk masa depan partai pada tahun 2029 mendatang," kata Iskandar Marpaung.

Ia mengatakan, saat ini Golkar Sumut telah berada pada puncak kejayaannya. Di mana, partai berlambang pohon beringin ini telah berhasil memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

"Sebanyak 22 kader telah duduk menjadi anggota DPRD Sumut dan mengantar Golkar menjadi pemimpin di gedung dewan," ujar Iskandar.

Selain Pileg, kata Iskandar, Golkar Sumut juga ikut serta dalam memenangkan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Di mana, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berhasil memenangkan pemilihan.

"Tidak hanya Pileg, Golkar Sumut juga ikut serta dalam memenangkan Pilpres pada tahun lalu," ungkapnya.

Menurut Iskandar, kemenangan Golkar di Sumatera Utara ini adalah dari hasil kerja keras Musa Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck dan seluruh pengurus kabupaten/ kota.

Ijeck, sambungnya telah menunjukan jati dirinya sebagai politikus handal yang mampu mengedepankan kepentingan partai.

"Ini adalah bukti, bahwa Ketua Ijeck sudah sangat mengedepankan kepentingan partai untuk masa depan yang lebih baik di Sumatera Utara," ucapnya.

Sejauh ini, Iskandar menilai belum ada sosok yang mampu menyaingi popularitas dari Ijeck. Elektabilitas Golkar, di Sumut berkat dipimpin Ijeck telah menunjukan hasil yang terbaik.

"Belum ada sosok yang saat ini mampu menyaingi popularitas dari Ketua Ijeck. Boleh-boleh saja kader lain ikut bersaing dalam pemilihan Musda. Akan tetapi seluruh kader harus melihat masa depan Golkar sejak dipimpin Ketua Ijeck," jelasnya.

Iskandar menyebut, berkat kepiawaian Ijeck dalam berpolitik, kinerja pemerintah pusat dapat dirasakan oleh masyarakat Sumatera Utara.

Dirinya juga meminta kepada seluruh kader Golkar di Sumut menjaga Ijeck dalam memimpin partai ini.

Berkat Ijeck, kata dia, masyarakat Sumut dapat merasakan program-program pemerintah pusat dalam menyejahterakan rakyat.

"Kader Golkar harus menjaga Ijeck. Duduk sebagai anggota DPR RI, Ijeck dapat menyampaikan program Presiden Prabowo Subianto dan kebijakan dari Ketum Golkar Bahlil Lahadalia yang tujuannya demi kesejahteraan rakyat," ungkapnya.

Secara pribadi, Iskandar Marpaung mendukung Ijeck untuk periode selanjutnya menahkodai DPD Golkar Sumut.

Sebelumnya, Pakar Politik Dr Bakhrul Khair Amal menjelang Musda Golkar Sumut, menyampaikan Doli Sinomba Siregar dimunculkan ke publik sebagai penantang Musa Rajekshah.

Diketahui, Doli Sinomba Siregar yang juga kader Partai Golkar ternyata merupakan paman dari Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.

Dr Bakhrul Khair Amal, mengatakan wajar-wajar saja jika ada kader lain ikut mencalonkan diri, sebab Golkar adalah partai yang inklusif, dengan menciptakan sebuah perubahan.

Hanya saja, DPP Golkar harus mewanti-wanti adanya penumpang gelap yang dapat merusak tatanan demokrasi dalam perpolitikan di Indonesia, terkhusus Sumatera Utara.

"Wajar-wajar saja, siapapun kader punya hak untuk mencalonkan diri sebagai calon Ketua DPD Golkar Sumut. Hanya saja DPP harus mewanti-wanti adanya penumpang gelap yang bukan berasal dari partai itu sendiri," ungkapnya.

Dikatakan Bakhrul, peran penumpang gelap ini pasti membawa hal buruk yang bertujuan untuk kepentingan pribadinya.

"Kalau ada kepentingan seseorang berarti itu tidak demokrasi namanya. Karena sudah mencampuri dan merusak demokrasi dalam sistem perpolitikan yang sudah baik terbangun," ujarnya.

Dosen UNIMED ini kemudian mengatakan, jikalau suatu saat Ijeck digagalkan, maka Partai Golkar dianggap telah melupakan sejarah yang sudah terjadi.

"Jikalau Ijeck digagalkan karena adanya intervensi dari seseorang, jelas sudah Golkar melupakan keberhasilan berkat pemikiran dan gagasan yang telah diciptakan oleh Ijeck," jelasnya.

Menurutnya, Ijeck harus melanjutkan kepemimpinan di Golkar Sumut, lantaran kemenangan sudah dirasakan oleh seluruh kader di Sumatera Utara.

"Kontribusi Ijeck terhadap Golkar jelas sudah dilihat dan dirasakan. Sampai dengan saat ini saya memandang Ijeck harus melanjutkan memimpin Golkar Sumut, kemenangan Golkar sudah terbukti di Sumatera Utara," katanya.

Load More