Seekor Gajah Ditemukan Mati dengan Kepala Hilang di Kebun Sawit Aceh

Gajah itu ditemukan dengan kondisi tidak lagi memiliki kepala dan gadingnya hilang.

Suhardiman
Senin, 12 Juli 2021 | 14:38 WIB
Seekor Gajah Ditemukan Mati dengan Kepala Hilang di Kebun Sawit Aceh
Ilustrasi gajah. (Unsplash/Jager)

SuaraSumut.id - Seekor gajah ditemukan mati di area perkebunan sawit di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur. Gajah itu ditemukan dengan kondisi kepala hilang.

Informasi yang dihimpun, Senin (12/7/2021) menyebut, gajah itu ditemukan mati oleh seorang karyawan perkebunan saat hendak memetik sawit.

"Saya terkejut melihat ada gajah mati tanpa kepala," kata Ayong (46) dilansir dari Antara.

Petugas BKSDA Aceh yang mendapat laporan adanya bangkai gajah mati turun ke lokasi.

Baca Juga:Ustadz Abdul Somad Kena Covid-19, Gejalanya Mengerikan

"Dugaan sementara gajah itu mati karena perburuan gading," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto.

Berdasarkan kondisi bangkai gajah, kata Agus, kemungkinan pelaku memotong kepala gajah lalu membawanya ke tempat lain untuk mengambil gadingnya.

"Ini dugaan sementara. Untuk pastinya akan dilakukan olah tempat kejadian perkara serta nekropsi atau otopsi guna memastikan penyebab kematian gajah tersebut," kata Agus.

Tim BKSDA bersama petugas Polres Aceh Timur dan Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih menyelidiki penyebab kematian satwa dilindungi itu.

"Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian dan Balai Gakkum untuk memastikan penyebab kematian. Dugaan sementara karena perburuan," kata Agus.

Baca Juga:Dijamin Bisa! Cara Download Video TikTok Pakai Aplikasi ssstiktok di Android

Gajah sumatera termasuk satwa liar dilindungi dan tergolong sebagai spesies yang berada di ambang kepunahan menurut organisasi konservasi internasional The International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Pihaknya mengimbau masyarakat ikut menjaga kelestarian satwa liar seperti gajah sumatera dengan tidak merusak hutan yang merupakan habitat satwa liar dan tidak memburu satwa liar.

"Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut," katanya.

Pihaknya bersama Polres Aceh Timur dan Forum Konservasi Leuser (FKL) yang mendapat laporan melakukan menekropsi atau autopsi terhadap bangkai gajah.

Nekropsi dipimpin Rosa Rika Wahyuni dan didampingi sejumlah petugas BKSDA Resort Langsa di Aceh Timur, Seini. Sejumlah sampel bagian dalam gajah sumatra itu diambil, seperti limpa, hati, jantung, empedu, usul dan lain-lain.

"Tim medis sudah lakukan nekropsi dan bagian sampelnya akan dibawa untuk diuji. Ini tujuannya untuk mengetahui penyebab kematian satwa dilindungi," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini