SuaraSumut.id - Rumah Sakit Martha Friska angkat bicara perihal tudingan pihak keluarga pasien corona yang emosi dan melontarkan makian seperti dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Direktur Rumah Sakit Martha Friska dr Fransiscus Ginting menjelaskan, pasien yang dimaksud merupakan rujukan dari rumah sakit swasta dengan diagnosis suspect covid-19.
Pasien dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Martha Friska, Jalan Multatuli, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Hasil swab pertama melalui PCR negatif. Pasien Covid-19 harus dilakukan dua kali swab untuk penegakan diagnosis, dan bila salah satu hasil positif, maka disebut covid-19 terkonfirmasi," kata dr Fransiscus Ginting, Jumat (24/7/2020).
Fransiscus mengatakan, karena baru satu kali dilakukan swab dengan hasil negatif, maka diagnosisnya disebut probable Covid-19. Sebab, bisa saja hasil kedua terkonfirmasi positif.
Lebih lanjut dijelaskan dr Fransiscus, selain itu, hal serupa juga berlaku kepada pasien yang meninggal dengan gejala covid-19.
Fransiscus juga mengaku sudah memberikan penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien.
"Keluarga pasien telah menandatangani surat pernyataan yang menyetujui bila pasien meninggal maka pemakaman sesuai dengan pasien covid-19," bebernya.
Jika hasil Swab belum keluar, maka diagnosis menjadi probable Covid-19 dan proses pemakaman harus menggunakan alur pasien Corona sesuai dengan buku petunjuk pelaksanaan oleh Kementerian Kesehatan yang baru.
Baca Juga: Alhamdulillah! Pasien NN Sembuh, Bangka Kembali ke Zona Hijau
"Semua boleh marah, memaki dan mengancam kami yang bekerja 24 jam merawat pasien, dan kami hanya diam, apakah ini adil, Tuhan yang tau, kami akan tetap bekerja melayani pasien kami," kata dr Fransiscus.
"Ya begini lah nasib kami, sudah melayani pasien 24 jam semua berhak memaki kami dan kami harus diam," keluhnya.
Menurutnya, pihak Martha Friska memahami dengan sikap keluarga yang belum menerima kenyataan yang ada.
Fransiscus memaklumi dalam situasi wabah baru ini, masyarakat yang masih belum paham menjadi marah, emosional dan panik. Bahkan sampai melontarkan kata-kata makian yang ditujukan kepada rumah sakit.
"Hati kami sebagai manusia juga sakit dan pedih, melihat pasien kami yang meninggal setelah kami rawat maksimum dan kami dimaki-maki, dan kami hanya bisa diam."
Sebelumnya, seorang pria yang mengaku keluarga pasien mengamuk dan memaki rumah sakit lantaran tidak terima jenazah anggota keluarganya dinyatakan pasien Corona.
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Gerindra Sumut-Yayasan Hati Emas Indonesia Kirim 10 Ton Bantuan Sembako ke Tapteng
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial
-
3 Sepatu Lari Lokal Berteknologi Tinggi dengan Harga Terjangkau
-
3 Sepatu Lari Eiger Adventure untuk Segala Medan