Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 03 September 2020 | 11:14 WIB
Anak-anak Setiap Hari Panjat Pohon Setinggi 15 Meter Demi Bisa Belajar Online. (Foto: Kanalkalimantan.com)

SuaraSumut.id - Anak-anak di kampung Mahiyut, Desa Loktanah, Kecamatan Telagabauntung, Kalimantan Selatan harus memanjat pohon setinggi 15 meter. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sinyal agar dapat mengikuti belajar online.

"Perjuangan anak-anak belajar itu ya mencari titik-titik yang ada signalnya. Alhamdulillah sebagian ada di pasang penguat signal tapi perlu modal dan harga mahal," kata Yuana Karta Abidin, Camat Telagabauntung seperti diberitakan Kanalkalimantan.com-jaringan Suara.com, Kamis (3/9/2020).

Ia mengatakan, siswa yang naik pohon mencari sinyal diketahui saat ada rapat di desa. Ada aparat yang menyampaikan bahwa anak-anak harus naik pohon untuk mendapatkan signal.

"Saya kira kemarin itu rendah atau di cabang aja, ternyata sampai ke pucuk pohon," katanya.

Baca Juga: Gubernur Sutarmidji Izinkan Dana BOS Kalbar untuk Beli Masker COVID-19

Yuana mengatakan, signal yang paling kuat ada di paling atas. Jika di bawah pohon, kata Yuana, tidak terlalu bagus.

"Jadi anak-anak harus naik sampai dekat pucuk pohon demi mendapatkan signal yang lebih kuat, di banding di bawah pohon nya,” katanya.

Berdasar pengamatan camat, ada banyak siswa  yang menaiki pohon untuk mendapatkan sinyal hp.

"Bukan hanya pelajar SMP atau SMA, dulu waktu ditetapkan kuliah secara daring para mahasiswa juga naik pohon untuk dapat signal hp. Dulu pernah di bikinkan tangga, tapi karena banyak yang makai, jadi tangga tersebut runtuh," jelasnya.

Guru di sekolah, kata Yuana, sudah melarang para siswa naik pohon, dan bisa langsung datang ke sekolah. Namun mereka tidak mau karena jaraknya yang terlampau jauh. 

Baca Juga: Kian Bertambah, Belasan Karyawan Bank Syariah Mandiri Riau Positif COVID-19

"Biasanya para siswa ini mencari signal hp di mulai Pukul 10:00 pagi. Para siswa naik ke atas pohon itu untuk di dampingi orangtuanya. Setelah daftar hadir, mereka mendonwload tugas yang di berikan guru. Setelah itu murid pulang untuk mengerjakannya," katanya.

Setelah selesai mengerjakan tugas, sore hari para siswa kembali naik ke pohon untuk mengupload tugas yang sudah di selesai di kerjakan. Itu berlangsung setiap hari.

"Anak-anak tentu ingin sekolah kembali normal lagi, secara tatap muka lagi. Kami berharap signal internet bisa terpenuhi dan dapat terwujud," katanya.

Saat ditanya bagaimana peran pemerintah dalam menyediakan signal, camaf mengatakan, usul BTS sudah dimasukkan dalam musrenbang, dan sudah ditanggapi Diskominfo dan persandian.

"Menunggu hasil untuk 2021 nanti," pungkasnya.

Load More