SuaraSumut.id - Sebanyak 39,9 persen Warga Sumatera Barat (Sumbar) percaya jika Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini merupakan hasil dari konspirasi global atau persengkokolan negara-negara maju.
Hasil tersebut dipaparkan lembaga riset dan konsultan Spektrum Politika Institut yang melakukan penelitian terhadap persepsi, pengalaman, pengetahuan, dan perilaku masyarakat Sumbar dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Padangkita.com-jaringan Suara.com pada Senin (5/10/2020), merujuk hasil penelitian Spektrum Politika Institut, kondisi tersebut yang kemudian memengaruhi perilaku warga Sumbar dalam mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
Selain ada yang percaya pandemi Covid-19 adalah konspirasi, sebanyak 89,1 persen masyarakat setuju Pandemi Covid-19 menyebabkan ekonomi mereka semakin memburuk.
Keadaan tersebut harus menjadi perhatian pemerintah karena hampir semua masyarakat mengalami dampak ekonomi yang serius akibat Covid-19 ini.
Kemudian, sebanyak 49,8 persen masyarakat Sumbar mengakui kehilangan pekerjaan sejak Pandemi Covid-19 ini mulai menjangkiti masyarakat. Selanjutnya, hal positif yang patut diapresiasi dari kerja pemerintah adalah sebanyak 86,8 persen masyarakat Sumbar sudah mendapatkan informasi tentang pandemi Covid-19.
Selanjutnya, 65,5 persen warga Sumbar yang berhak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah/pemerintah daerah telah menerima paket bantuan sosial.
Artinya, masih ada 34,5 persen dari mereka yang belum menerima paket bantuan sosial tersebut. Padahal secara ekonomi sangat banyak mereka yang mengalami dampak ekonomi terkait dengan Covid-19.
Satu hal yang mengejutkan, sebesar 90,1 persen warga Sumbar menegaskan bahwa mereka akan datang ke TPS untuk memberikan suara dalam Pilkada yang dilaksanakan pada 9 Desember mendatang.
Baca Juga: MCCC Makassar: Covid-19 Bukan Konspirasi, Ayo Pakai Masker
Antusiasme masyarakat tentu perlu didalami lebih jauh. Apakah fenomena ini terkait dengan keinginan masyarakat yang memang menunggu pemberian dari calon kepala daerah yang selalu dilakukan dalam setiap pilkada yang biasanya diberikan dalam bentuk hadiah, souvenir atau pemberian uang.
Sementara, terkait kepatuhan masyarakat Sumbar terhadap protokol kesehatan, Spektrum Politika Institut juga melakukan penelitian dengan membuat rentang nilai dari 1 sampai 3 untuk melihat tingkat kepatuhan tersebut.
Berikut temuan lembaga riset tersebut terkait kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan:
1. Tidak Keluar Rumah
Melihat dari penerapan protokol kesehatan dalam masyarakat Sumbar terlihat bahwa masih ada yang menganggap bahwa pandemi Covid-19 ini bukanlah suatu keadaan yang mengkhawatirkan mereka.
Faktanya sebanyak 28,5 persen masyarakat Sumbar ternyata masih sering keluar rumah dan tidak mematuhi imbauan untuk tidak keluar rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera