Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 14 Oktober 2020 | 09:33 WIB
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. [Foto: Humas Pemprov Sumut]

SuaraSumut.id - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menegaskan, langkah utama penanganan Covid-19 dengan menerapkan 3T, yaitu Testing, Tracing dan Treatment.

Edy mengatakan, Testing berupa pemeriksaan kepada warga yang diindikasi terpapar virus Corona.

Kemudian Tracing atau pelacakan dengan menelusuri siapa saja yang berinteraksi dengan pasien yang dinyatakan Covid-19 konfirmasi. Treatment atau pengobatan kepada pasien dimaksud.

"Jadi, begitu di kabupaten/ kota sulit dikendalikan (terjadi lonjakan kasus), kita akan kirim tim kesana untuk membentuk posko seperti yang kita lakukan di Nias. Kemarin juga kita sudah bentuk di Madina dan Padangsidimpuan," kata Edy, Selasa (13/10/2020).

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jumlah Kasus di Indonesia Naik Peringkat 6 di Asia

Saat ini, kata Edy, di beberapa rumah sakit rujukan selain Medan dan Deli Serdang, sudah disiapkan sedemikian rupa, termasuk bantuan alat pelindung diri (APD) serta sarana uji PCR/Swab dan kebutuhan lainnya.

"Tergantung kebutuhan. Kita buka kemarin di Madina karena angka terpapar Covid-19 di sana cukup banyak. Saya buka hotel di sana untuk mengisolasi orang yang terpapar Covid-19. Ini yang tidak bisa saya sebut, setiap hari sifatnya dinamis," ujarnya.

Sedangkan kondisi di Kepulauan Nias, kata Edy, kebijakan penyekatan di pintu masuk bandara dan pelabuhan akan selesai 20 Oktober 2020 mendatang.

Mengingat masih banyak orang dari luar daerah seperti Jakarta dan Medan datang menggunakan pesawat, termasuk dari Padang dan Sibolga dengan kapal laut.

"Sekarang ini kita bisa mengisolasi yang di dalam (Nias), tetapi yang dari luar (ke dalam) begitu sulit," tambah Edy.

Baca Juga: Reinfeksi Virus Corona dan Semakin Parah, Wanita Ini Meninggal Dunia

Pihaknya juga menerima informasi bahwa di Samosir telah dilakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk itu pemerintah akan melakukan koordiasi dengan pemerintahan di kabupaten/kota.

"Karena mereka juga membuka pariwisata, untuk itu kita ketatkan penyekatan. Kita tidak menutup pariwisata. Karena kasihan (ekonomi) masyarakat. Tetapi kita perketat pintu masuk orang yang masuk ke dalam," pungkasnya.

Load More