Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Selasa, 20 Oktober 2020 | 14:00 WIB
Korban pembunuhan, Rangga (@pevipermana)

SuaraSumut.id - Masyarakat Indonesia tersentak oleh kasus pemerkosaan ibu rumah tangga berinisial DN (28) di Aceh Timur, beberapa waktu lalu.

Tak hanya kasus pemerkosaan itu saja, tapi juga pembunuhan terhadap Rangga, bocah berusia 9 tahun putra DN.

Rangga, dibacok oleh Samsul Bahri karena mencoba menghalang-halanginya saat merudapaksa sang bunda.

Anak lelaki yang menjadi benteng kesucian sang bunda tersebut tewas di tangan Samsul bahri. Mayatnya dimasukkan karung goni dan dilarung ke sungai.

Baca Juga: Hakim Cuti, Vonis Petinggi Sunda Empire Ditunda Pekan Depan

Peristiwa tersebut terjadi hari Sabtu (10/10/2020) dini hari, saat DN hanya berdua dengan Rangga dalam gubuk mereka di Kecamatan Birem Bayeun. Sementara sang ayah, sedang bekerja mencari udang di sungai.

Belakangan fakta baru terungkap, yakni DN saat diperkosa Samsul Bahri, sedang mengandung adik Rangga.

Usia kehamilan DN saat itu sekitar 3 sampai 4 bulan. Rangga sendiri, sempat menyatakan kepada ayah kandungnya, bahwa ia sangat menyayangi ibu dan adik dalam kandungan.

Rumah Dina, ibu rumah tangga di Desa Alue Gadeng, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, menjadi korban pemerkosaan. [Modusaceh]

Kronologi

Pada malam jahaman itu, Samsul bahri (36) menyeruak masuk rumah kecil yang jauh dari perumahan warga setempat.

Baca Juga: Fakta Baru Rangga, The Real Hero Dibunuh saat Tolong Ibunya yang Diperkosa

Ia mengetahui, rumah tersebut dihuni oleh ibu rumah tangga berusia 28 tahun berinisial DN dan anaknya Rangga.

Samsul juga mengetahui suami DN yang juga ayah Rangga sedang tak ada di rumah, yakni sedang mencari ikan di sungai.

Tanpa halangan, Samsul memerkosa DN. Saat itulah Rangga berupaya melawan Samsul agar sang ibu selamat.

Namun nahas, Samsul yang baru keluar dari penjara setelah mendapat keringanan akibat pandemi covid-19, tidak memunyai belas kasihan.

Samsul sembilan kali membacok Rangga hingga tewas bersimbah darah.

Ia lantas melanjutkan memerkosa ibu korban. Setelahnya, ia memasukkan jasad Rangga ke karung goni dan membuangnya ke sungai.

"Pelaku kami tangkap di tempat persembunyiannya, lapangan sepak bola Gampong Alue Gadeng Kampung, Birem, hari Minggu (11/10)," kata Kapolres Langsa Ajun Komisaris Besar Giyarto, Senin (12/10/2020).

Ustaz Abdul Somad Doakan Rangga yang Tewas Usai Bela Ibunya (Instagram/@ustadzabdulsomad_official).

Polisi, kata dia, sempat kesulitan mencari jasad Rangga karena Samsul tak mau buka mulut menunjukkan di mana ia membuang mayat.

Tapi, jasad Rangga ditemukan tim gabungan Polres Langsa, TNI, BPBD, dan masyarakat, Minggu sore.

"Mayatnya mengapung di sungai Gampong Alue dalam kondisi masih berpakaian lengkap," kata dia.

Ia mengungkapkan, terdapat luka bacokan di pundak kiri. Selain itu, ada luka tusuk di leher, rahang, bahu serta tangan kanan.

Kekinian, jenazah Rangga telah dimakamkan. ironis, pemakamannya tanpa dilepas oleh sang ayah yang masih menunggu istrinya di rumah sakit.

Samsul mati di sel
Samsul Bahri, pemerkosa ibu rumah tangga berinisial DN (28) sekaligus pembunuh anaknya Rangga (9) yang mencoba menghalang-halangi, akhirnya meninggal dunia di dalam sel tahanan Polres Langsa.

Residivis yang dikeluarkan dari penjara seumur hidup saat pandemi virus corona covid-19 itu tewas di sel tahanan, Minggu (18/10/2020) dini hari.

"Dia meninggal di dalam selnya," kata Kapolres Langsa Langsa Ajun Komisaris Besar Giyarto melalui keterangan tertulis yang didapat Suara.com, Minggu siang.

Samsul Bahri, pemerkosa ibu rumah tangga berinisial DN (28) sekaligus pembunuh anaknya Rangga (9) yang mencoba menghalang-halangi, akhirnya meninggal dunia di dalam sel tahanan Polres Langsa. [dokumentasi]

Pelaku perbuatan keji itu sebelumnya sempat dilarikan ke rumah sakit karena tidak mau makan maupun minum.

Samsul juga sempat dinyatakan sembuh oleh tim dokter sehingga bisa dibawa kembali ke sel tahanan.

"Tapi, ketika mau kami bawa lagi ke rumah sakit kaena masih tak mau makan atau minum, dia sudah meninggal," kata Giyarto.

Load More