Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 01 Februari 2021 | 11:54 WIB
Anggota kepolisian menghentikan kendaraan yang melanggar aturan ganjil genap di kawasan Fatmawati, Jakarta, Senin (10/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraSumut.id - Beredar informasi soal adanya biaya tilang baru di Indonesia. Disebutkan nominal biaya sejumlah pelanggaran lalu lintas.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit disebut-sebut telah memperbaharui tarif tilang untuk pengendara mobil dan motor.

*BIAYA tilang terbaru di indonesia*
KAPOLRI BARU MANTAB
Sebagai berikut :
1. Tidak ada STNK
Rp. 50, 000
2. Tdk bawa SIM
Rp. 25,000
3. Tidak pakai Helm
Rp. 25,000
4. Penumpang tidak Helm
Rp. 10,000
5. Tidak pake sabuk
Rp. 20,000
6. Melanggar lampu lalin
- Mobil Rp. 20,000
- Motor Rp. 10.000
7. Tidak pasang isyarat mogok
Rp. 50,000
8. Pintu terbuka saat jalan
Rp. 20,000
9. Perlengkapan mobil
Rp. 20,000
10. Melanggar TNBK
Rp. 50,000
11. Menggunakan HP/SMS
Rp. 70,000
12. Tidak miliki spion, klakson
- Motor Rp. 50,000
- Mobil Rp. 50,000
13. Melanggar rambu lalin
Rp. 50,000.

Dicopy dari Mabes Polri
Informasi yg hrs dipublikasikan & mungkin bermanfaat !!!

Baca Juga: Silaturahmi Pertama Listyo Sigit Tunjukkan Dia Paham Tokoh-tokoh Kunci

Hoaks Kapolri Tetapkan Tarif Tilang Baru. [Instagram @divisihumaspolri]

Dalam narasi disebut JANGAN MINTA DAMAI Segala pelanggaran di jalan Raya baik berkendara motor / mobil, "JANGAN MINTA DAMAI DAN MEMBERI UANG, KARENA ITU BERARTI MENYUAP". Jadi, walaupun Polisi menawarkan damai, TOLAK SAJA karena itu HANYA PANCINGAN / JEBAKAN.

Dan "Lebih baik minta di tilang, lalu nanti di urus di pengadilan” Ini adalah Instruksi KAPOLRI kepada seluruh jajaran Polisi bahwa "Bagi POLISI yang bisa membuktikan ada warga yg menyuap Polisi, Polisi tersebut mendapatkan BONUS sebesar Rp. 10jt /1 warga dan Penyuap kena hukuman 10 tahun" (Nah, lebih besar kan daripada uang damai yg hanya 50 ribu s/d 100 rb, jelas aja akan ada oknum Polisi yang lebih pilih menjebak karena uangnya lebih besar).

Divisi Humas Polri memastikan bahwa informasi yang beredar itu adalah tidak benar atau hoaks. Hal itu diungkap dalam akun Instagram @divisihumaspolri, dikutip Senin (1/2/2021).

Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., tidak pernah memberikan instruksi atau perintah seperti informasi tersebut.

Baca Juga: Amerika Serikat Beri Izin Baidu untuk Pengetesan Mobil Swakemudi Penuh

Load More