SuaraSumut.id - Polemik KLB Partai Demokrat dinilai sebagai persoalan internal partai yang seyogyanya mampu diselesaikan di dalam tubuh partai itu sendiri.
"Digelarnya KLB di Deli Serdang dan memunculkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat barang tentu menjadi tamparan keras bagi AHY dalam karir kepemimpinannya," kata aktivis muda Sumatera Utara, Ahmad Fahmi SB, dalam keterangannya, Minggu (21/3/2021).
Ia beranggapan polemik yang menimpa Partai Demokrat ini bentuk ketidakmampuan dan kegagalan AHY dalam mengelola kelembagaan partainya.
"Polemik yang terjadi ditubuh partai Demokrat ini mengisyaratkan ada kekeliruan dalam pengelolaan partai tersebut," ujar mantan Presiden Mahasiswa Unimed periode 2019 - 2020 ini.
Baca Juga: Tiga WNI yang Disandera Abu Sayyaf Berhasil Dibebaskan
Sepanjang pengamatan dan analisisnya, hal ini terjadi dikarenakan adanya oligarki kekuasan dan dinasti kepemimpinan di partai tersebut.
"Sebagai pemuda saya konsen terkait dinasti kepemimpinan, yang bagi saya sangat mencederai pilar demokrasi. Saya sangat prihatin dan menyesalkan persoalan dinasti kepemimpinan tersebut," ungkapnya.
Tren politik kekerabatan itu sebagai gejala patrimonial yang mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis, ketimbang merit system, dalam menimbang prestasi.
"Dulu pewarisan ditunjuk langsung, sekarang lewat jalur politik prosedural. Anak atau keluarga para elite masuk institusi yang disiapkan, yaitu partai politik. Oleh karena itu, patrimonialistik ini terselubung oleh jalur prosedural," katanya.
"Dinasti politik harus dilarang dengan tegas, karena jika makin maraknya praktek ini maka proses rekrutmen dan kaderisasi di partai politik tidak berjalan atau macet," sambungnya.
Baca Juga: Videografis: Tips Redakan Nyeri Punggung dan Leher Akibat Work From Home
Dengan politik dinasti, kata Ahmad, membuat orang yang tidak kompeten memiliki kekuasaan. Tapi hal sebaliknya pun bisa terjadi, dimana orang yang kompeten menjadi tidak dipakai karena alasan bukan keluarga.
"Pada akhirnya hal ini jelas sangat mencederai proses demokrasi," bebernya.
Untuk itu, Ahmad mengajak Pemuda dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk melek berpolitik.
"Kita sebagai pemuda dan mahasiswa harus tegas menolak praktik - praktik dinasti kepemimpinan seperti ini agar kedepan menjamin hadirnya pemimpin - pemimpin berkualitas," ungkapnya.
Untuk itu, Ahmad menginisiasi sebuah gerakan pemuda yang bernama "Barisan Mahasiswa dan Pemuda Pilar Demokrasi".
"Sebagai langkah awal melawan gerakan-gerakan yang mendukung lahirnya politik dinasti dengan memberikan dukungan kepada ketua umum terpilih Jend Purn Moeldoko pada KLB di Deli Serdang," katanya.
Ahmad mengatakan, bahwa Moeldoko memiliki track record yang baik dan luar biasa. Beliau itu sosok pemimpin yang cerdas, kuat, elegan serta memiliki kecakapan dalam memimpin sebuah lembaga dan yang paling penting adalah kepribadian Moeldoko yang sangat simpati menghargai orang lain bahkan menghargai bawahannya.
"Saat menjabat sebagai Jenderal maupun setelah menjadi purnawiran. hal hal inilah yang menjadikan beliau pantas dan sangat layak sebagai seorang pemimpin dalam gerakan melawan dinasti politik yang merusak sistem dan pilar demokrasi di tanah air ini," tukasnya.
Berita Terkait
-
Tiket Pesawat Bisa Turun Sebelum Desember? AHY Beri Jaminan
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Truk ODOL Jadi Biang Kerok Kecelakaan, AHY: Tidak Boleh Dibiarkan, Perlu Penertiban
-
Jejak Karier Merry Riana: Dari Tukang Bagi-bagi Brosur hingga Pengusaha Sukses dan Kini Stafsus Menko AHY
-
Dipercaya AHY Jadi Stafsus, Ini Riwayat Pendidikkan Motivator Merry Riana
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
110 TPS di Sumut Gelar Pemungutan Suara Susulan Akibat Banjir
-
Edy-Hasan Keok di TPS Bobby Nasution, Ini Hasilnya
-
Hasil Pilgub Sumut 2024: Edy Rahmayadi Unggul di TPS Kediamannya
-
Tim SAR Brimob Polda Sumut Evakuasi Warga Terjebak Banjir di Medan
-
5 Warga Diduga Terlibat Politik Uang di Pilkada Banda Aceh 2024 Ditangkap