SuaraSumut.id - Salah satu bukti peradaban Islam di Aceh adalah Masjid Tua Indrapuri. Bangunan berkonstruksi kayu itu masih berdiri kokoh di kawasan Gampong Keude, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar.
Saat ini masjid itu sebagai tempat ibadah bagi umat Islam, khususnya masyarakat sekitar dan Aceh pada umumnya. Masjid berbentuk piramida dengan atap bertingkat tiga ditopang oleh 36 tiang dan berdinding langsung dengan tembok bekas candi di masa era pra-Islam.
Setiap sisi atas masih terlihat ukiran-ukiran kayu tempo dulu menjadi penghubung antara satu pilar ke pilar lainnya.
Masjid Tua Indrapuri tepatnya berdiri di atas fondasi tinggi di tengah-tengah pelantaran luas yang terbagi dalam tiga bagian, yakni bagian utama tangga dan kedua pelantaran luas yang memagari masjid serta terdapat kolam kecil yang menjadi tempat untuk mencuci kaki dan berwudu.
Baca Juga: Piala Menpora 2021, Amali: Siapapun yang Menang, Kemenangan Kita Semua
Pada sisi kanan masjid terdapat bangunan kayu berlantai dua yang dulunya menjadi tempat muazin untuk mengumandangkan azan saat Shalat Fardu tiba. Masjid Tua Indrapuri dibangun pada masa pemerintah Sultan Iskandar Muda pada 1607-1636 Masehi di atas bangunan pra Islam. Dari segi arsitektur masjid masih terpengaruh dengan budaya Hindu yang terlihat dari atapnya yang bertingkat-tingkat.
Masjid Indrapuri juga menjadi tempat bersejarah, yakni pernah digunakan sebagai tempat penobatan Sultan Muhammad Daud Syah pada 1878 Masehi sebagai Sultan Aceh. Muhammad Daud Syah merupakan Sultan Aceh terakhir atau sultan ke-35.
Wakil Imam Masjid Tua Indrapuri Naimullah menceritakan, bahwa konon sebelum dibangun masjid, lokasi tersebut merupakan salah satu pura sekaligus benteng Kerajaan Lamuri.
"Kerajaan Lamuri merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang diyakini pernah berjaya di ujung Pulau Sumatera," katanya, dilansir Antara, Senin (26/4/2021).
Selama Bulan Ramadhan, katanya, masyarakat selalu memenuhi saf-saf masjid untuk beribadah, seperti salat fardu, salat Jumat, hingga salat tarawih.
Baca Juga: Bukan Ibu-ibu, Sopir Porsche yang Suruh Sopir TJ Mundur Ternyata Mahasiswi
"Kalau di Bulan Puasa ini aktivitas ibadah tetap berjalan sebagaimana biasanya, seperti Shalat Fardu, Shalat Jumat, dan malamnya tetap ada Shalat Tarawih. Tapi aktivitas tadarus tidak ada, karena masyarakat di sini masing-masing melakukan tadarus di gampongnya. Masjid ini berada di bawah empat gampong," ujarnya.
Selama pandemi hampir tidak ada wisatawan luar negeri khususnya dari Negeri Jiran yang datang ke masjid berjarak sekitar 25 kilometer dari Kota Banda Aceh itu.
Mereka kerap melaksanakan ibadah seraya menyaksikan langsung peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh di "Bumi Iskandar Muda" tersebut.
"Pandemi membatasi para wisatawan muslim untuk berkunjung ke sini, padahal sebelum pandemi, banyak wisatawan asal Malaysia yang berkunjung untuk melihat lihat bangunan masjid dan shalat di sini," katanya.
Budayawan Aceh Tarmizi A Hamid mengatakan, bangunan Masjid Tua Indrapuri yang berada di Kabupaten Aceh Besar tersebut, bagian dari cara orang Aceh dahulu menjaga keberagaman sosial masyarakat dalam mempersatukan Aceh menjadi kuat.
"Artinya Masjid Tua Indrapuri itu tidak ada yang diubah, di bangun di bekas pura dan ini juga bagian dari menghargai kesepakatan dari kerajaan Hindu-Buddha dileburkan menjadi Kerajaan Islam Darussalam. Padahal banyak tanah kerajaan, namun, memilih lokasi tersebut untuk membangun masjid tanpa merusak dasar yang telah ada," jelasnya.
Masjid peninggalan masa lalu tersebut dibangun dengan arsitek khas dengan tetap tidak bertentangan dengan syariat Islam yang berlaku di negeri tersebut.
Ia berharap, masjid yang telah berumur ratusan tahun dan merupakan peninggalan para leluhur tersebut dapat terus dijaga dan dipugar sehingga dapat menjadi warisan bagi generasi mendatang.
"Peninggalan ini harus terus dijaga karena bagian penghormatan kita kepada leluhur dan ini juga menjadi bukti bahwa orang Aceh tempo dulu telah memperlihatkan Aceh sangat damai. Aceh sangat damai dalam menjaga sosial keagamaan dan ini juga terus dilestarikan oleh masyarakat Aceh secara turun-temurun hingga kini," katanya.
Selain bangunan Masjid Tua Indrapuri, Tarmizi menambahkan ada juga permainan rakyat yang dimainkan saat kerajaan Hindu-Buddha, juga ikut dimodifikasi dan disesuaikan dengan syariat Islam.
Berita Terkait
-
Penampakan Atap Venue Menembak PON 2024 Ambruk karena Tidak Kuat Menahan Hujan
-
Waspada! Aksi Penipuan Catut Nama Kepala Kemenag Incar Pengurus Madrasah, Begini Modusnya
-
Tol Sibanceh Ditargetkan Beroperasi Pada September 2023
-
Aksi Penanaman Seribu Mangrove di Kawasan Pesisir Aceh
-
Duh! Demi Belikan Pacar iPhone dan Ajak Liburan, Wanita Ini Nekat Curi Emas Sampai Total Rp 22,6 Juta
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Pemenuhan Hak Asuh Anak Belum Jadi Prioritas Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024
-
Kabar Baik dari Mendag Budi Santoso, Harga Minyakita Turun Pekan Ini
-
Oknum ASN Rudapaksa Pelajar SMP hingga Hamil di Padangsidimpuan
-
Ribuan Warga Terdampak Banjir Bandang Tapanuli Selatan
-
H-2 Pencoblosan, Elektabilitas Bobby-Surya Unggul Jauh di Pilgub Sumut 2024