SuaraSumut.id - Pondok pesantren atau dayah Cuco Tgk Syech H Mudo Wali Al Chalidy Seuramoe Darussalam menjadi salah satu lokasi warga Aceh melaksanakan ibadah Suluk.
Pondok pesantren atau dayah Cuco ini berada di Desa Beuradeun, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Tradisi itu kerap dilakukan masyarakat Serambi Mekah di bulan Ramadan.
Puluhan orang yang mengikuti Suluk berkumpul di sebuah bagunan kayu sekitar 5x15 meter. Jamaah laki-laki dan perempuan dipisahkan.
Usai shalat dzuhur, jamaah langsung duduk bersila menutupi kepala hingga wajah mereka dengan kain sorban dan mukena bagi jamaah perempuan. Sikap itu menandakan hendak dilaksanakan tawajuh atau fokus menghadap Allah yang menjadi bagian dari ibadah Suluk.
Suluk merupakan kegiatan berdzikir secara terus-menerus mengingat Allah SWT, meninggalkan pikiran dan perbuatan duniawi hanya untuk mendekatkan diri dan memperoleh keridahan dari Allah SWT.
Aktivitas dzikir ini merupakan pengajian ilmu dari Tarekat Naqsyabandiyah yang diajarkan di dayah di kaki bukit Gampong Beuradeun Aceh Besar tersebut.
Tidak terlihat jelas wajah mereka ketika mengucapkan ayat-ayat Allah SWT lantaran tertutup kain sorban atau mukena. Hal itu salah satu syarat bagi jamaah Suluk setiap bulan suci Ramadhan di pesantren cucu ulama kharismatik Aceh tersebut.
Jamaah Suluk di Pesantren Seramoe Darussalam itu pada tahun-tahun sebelumnya hanya bagi laki-laki dewasa, bahkan juga terlihat beberapa orang tua.
Ramadhan tahun ini merupakan kali pertama Suluk di sana juga diikuti oleh jamaah perempuan yang mayoritasnya adalah kaum ibu-ibu.
Baca Juga: Jokowi Beri Kenaikan Pangkat 53 Awak KRI Nanggala-402 Gugur
"Jumlah yang ikut Suluk di tempat kita bertambah dari tahun lalu, kebetulan tahun ini ada jamaah perempuan, yang tidak ada pada tahun-tahun sebelumnya," kata pimpinan Dayah Cuco (cucu) Tgk Syech H Mudo Wali Al Chalidy Seuramoe Darussalam Tgk Harwalis Harun Wali, dilansir Antara, Senin (26/4/2021).
Jamaah Suluk di dayah juga banyak berasal dari daerah lain. Mereka tidak dibenarkan untuk pulang atau keluar dari perkarangan pesantran sampai kegiatan selesai hingga waktu yang telah ditentukan.
"Jadi mereka tidak pulang ke rumah, untuk istirahat nya sudah ada waktu-waku tertentu yang telah ditetapkan," ujarnya.
Ia mengatakan, jamaah yang mengikuti Suluk di pesantren yang ia pimpin ada 75 orang, mulai dari perempuan hingga laki-laki.
"Jumlah yang hadir tahun ini ada perempuan sebanyak 15 orang. Laki-laki lebih kurang sekitar 50 orang. Jadi jumlahnya di bawah seratus," katanya.
Kegiatan ibadah Suluk setiap bulan Ramadhan di pesantrennya sudah berjalan sejak 11 tahun lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera