SuaraSumut.id - Pemkot Medan melakukan pengolahan sampah di TPA Terjun Marelan menerapkan teknologi Alfimer (Advanced Land Fill Mining With Material & Energy Recovery). Teknologi ini merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
Timbunan sampah yang menggunung di TPA Terjun diolah menjadi pupuk organik, cairan sejenis disenfektan, pupuk cair, RDF (refused drived fuel) atau bahan bakar untuk industri dan SRF (refused drived fuel).
Tenaga Ahli Pendamping Teknologi Alfimer DR Muhammad Yani dari PT Mitra Biosis Ekoteknik (MBE) mengatakan, sejumlah negara di Asia seperti Thailand, Malaysia, Fiji, Kamboja dan India sudah menerapkan teknologi ini.
"Alfimer itu dari Bahasa Thailand, maknanya is the best teknologi. Teknologi ini bukan lagi penelitian tetapi sudah penerapan di Kota Medan," katanya, Sabtu (3/7/2021).
Baca Juga: Innalillahi, Aktivis Perempuan dan Lingkungan Emmy Hafild Meninggal Dunia
Dengan teknologi Alfimer ini, kata Yani, sampah yang menggunung bisa dihilangkan dalam kurun waktu empat tahun.
"Teknologi ini mengolah sampah yang selama ini menjadi beban menjadi peluang yang bagus kedepannya. Teknologi yang kita gunakan ini banyak orang bilang teknologi mikroba, sebenarnya bukan," paparnya.
Teknologi ini menggunakan gabungan bioteknologi upstream yang diinvensi dan diinovasi oleh One Biosyis. Di mana mengurai masalah sampah domestik dengan sistem yang lebih efektif, murah, ramah lingkungan dan mudah guna.
"Teknologi Alfimer ini akan menghilangkan TPA dan terkelola sampah baru serta teratasinya masalah sampah liar. Jadi proses kita agak terbalik, biasanya sampah harus dipisah dulu. Tetapi dalam teknologi ini tidak. Apa yang masuk itu kita treatmen, setelah itu akan terurai dengan sendirinya," katanya.
Teknologi ini sudah mendapatkan sertifikasi internasional dan negara lain berhasil menuntaskan masalah sampahnya.
Baca Juga: Pasokan Oksigen RSUP Dr Sardjito Dikabarkan Menipis, Berisiko Ganggu Perawatan Pasien
"Sekarang kita bisa buat lima ribu ton perhari. Dua ribu ton dari sampah baru dan tiga ribu ton dari sampah lama," ujarnya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan M Husni mengatakan, ujicoba penggunaan sistem bio teknologi juga dilakukan di Pasar Induk Lau Cih dan Taman Cadika.
Semua sampah-sampah pemotongan pohon dijadikan pukuk melalui sistem bio teknologi. Ke depan TPA Namo Bintang akan dikelola Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS).
"Di Pasar Induk, sampahnya bahkan tidak sampai ke TPA dengan menggunakan teknologi ini. Kita berharap nantinya pengolahan sampah sudah dari hulu dan hilirnya," jelasnya.
Pengolahan sampah sistem bio teknologi ini, kata Husni, merupakan yang paling efisien dari pengolahan sampah.
Proyek ini selain kerjasama Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan dengan Mitra Biosis Ekoteknik (MBE) selaku pemegang teknologi, juga melibatkan PKPS serta Universitas Sumatera Utara (USU) yang diharapkan dapat membantu membuat studi kelayakan dan naskah akademik.
"Pupuk hasil dari pengolahan sampah dengan menggunakan sistem bio teknologi sudah diuji.
Nutrisinya sudah ada dan logam beratnya sudah tidak ada sehingga sangat aman untuk digunakan industri pertanian," paparnya.
"Kalau sudah dalam skala besar, harapan Pak Wali Kota Medan pupuk yang dihasilkan bisa menunjang sektor pertanian di Sumut, mungkin juga nasional," tambahnya.
Dalam pengolahannya dibutuhkan waktu tujuh sampai delapan hari. Sampah-sampah di windrow terlebih dahulu, lalu ditreatment secara teknologi bio teknologi.
Selanjutnya, diayak untuk memilah mana yang menjadi pupuk dan mana menjadi RDF ataupun SRF. Saat ini ada 14 ton pupuk sudah dihasilkan. Di mana dari 2 ton sampah akan menghasilkan 1.000 ton pupuk.
Kontributor: Budi Warsito
Berita Terkait
-
Koleksi Tas Clara Wirianda dan Lisa Mariana, Dikabarkan Jadi Simpanan Pejabat
-
Seret Nama Bobby Nasution, KPK Tetap Usut Kasus Blok Medan usai AGK Meninggal di Tahanan
-
Pemerintah Bakal Hapus Tipping Fee untuk Dirikan PLTSa, Zulhas: Pemda Cukup Sediakan Lahan
-
Minta Tipping Fee Diturunkan Depan Zulhas dan Pratikno, Pramono Mau Lanjutkan ITF Sunter?
-
Wakil Walkot Medan Ngamuk Dapati Parkir Berlapis Dekat RSUD Pirngadi: Jangan Dibiasakan
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Pria Bunuh Pacar dan Kubur Jasadnya di Kebun Sawit Labusel, Cemburu Korban Dijodohkan
-
Pukul Polisi saat Ditangkap, Maling Motor di Medan Diberi "Hadiah Lebaran"
-
Gunungsitoli Diterjang Banjir, Ratusan Jiwa Terdampak dan Puluhan Rumah Terendam
-
Polres Padang Lawas Tes Urine Dadakan di Arus Balik Lebaran 2025, Ini Tujuannya
-
Pemprov Sumut Target Peremajaan Sawit Rakyat 11.000 Hektare, Ini Alasannya