SuaraSumut.id - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menilai, kesadaran masyarakat di daerah yang dipimpinnya dalam mematuhi protokol kesehatan (prokes) masih rendah. Hal itu terlihat dari aktivitas masyarakat di beberapa lokasi, seperti di pasar tradisional.
"Saya memang yakin dan itu benar, khususnya dalam menjalani 3M masyarakat kita itu berat sekali. Kita bisa lihat di pasar-pasar tradisional sama sekali mengabaikan, paling 10 sampai 20 persen yang mematuhi, yang lain mengabaikan. Tolong wartawan ini sosialisasikan kepada rakyat kita," kata Edy, Kamis (8/7/2021).
Menurut Edy, menerapkan 3M adalah upaya mencegah dan memutus rantai penularan Covid-19 yang saat ini semakin bertambah variannya. Kendati sosialisasi terus masif dilakukan oleh pemerintah baik secara nasional maupun daerah, namun kesadaran masyarakat di Sumut terutama dalam menggunakan masker.
"Edukasi kepada masyarakat ini harus dilakukan, salah satunya wartawan ini harus memberikan informasi kepada masyarakat terkait bahayanya virus Covid-19 ini," ujarnya.
Baca Juga: Viral Tikus Teler Usai Dua Hari Nikmati Ganja, Pulih Setelah Diberi Dosis Ringan
Edy mengatakan, rendahnya kesadaran di masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tidak terlepas dari masih adanya anggapan di masyarakat jika Covid-19 tidak benar.
Di sisi lain, kata Edy, masih ada pula pihak yang terus memberikan informasi tidak benar yang menarasikan kondisi pandemi saat ini hanya kepentingan pihak tertentu.
"Masih belum percaya kalau benar Covid-19 ini ada, karena masih banyak orang yang memboomingkan kalau Covid-19 itu politis, Covid-19 itu mencederai rakyat, macam-macam lah. Padahal Covid-19 ini benar-benar virus yang membahayakan bagi manusia," ungkapnya.
Batasi Mobilitas Masyarakat
Sementara itu, Pemkot Medan akan melakukan pembatasan aktivitas masyarakat keluar dan masuk ke Kota Medan selama PPKM Mikro Ketat. Termasuk mobilitas masyarakat ke lokasi wisata.
Baca Juga: Soal Diskon Hukuman Pinangki, Jaksa Ngaku Ogah Ambil Tindakan Tak Berdasarkan Hukum
Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan, aktivitas masyarakat ketika siang hari menjadi bertambah di Kota Medan. Untuk itu, Pemkot Medan akan melakukan pembatasan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.
Berita Terkait
-
Libur Cuti Bersama Habis, Harga Tiket Pesawat Medan-Jakarta Rp10 Jutaan
-
Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Tembus Rp17 Jutaan, ke Jepang Cuma Rp5 Juta
-
Geleng-Geleng Kepala, Tiket Medan-Batam Lebih Mahal dari Terbang ke Eropa: Nyaris Rp18 Juta
-
Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
-
Tol di Sumatera, Kalimantan, dan Bali Dipadati Kendaraan! Ini Pemicunya
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
IHSG Terjun Bebas, Hanya 15 Saham di Zona Hijau Pasca Trading Halt
-
Tarif Impor Bikin IHSG Babak Belur, Bos BEI Siapkan Jurus Jitu Redam Kepanikan Investor
-
Harga Emas Antam Terpeleset Lagi Jadi Rp1.754.000/Gram
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Pemuda di Mandailing Natal Bakar Rumah Ortu Gegara Kesal Tak Diberi Uang
-
Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Perkebunan yang Berbatasan dengan TNGL Langkat, Apa Sebabnya?
-
Mobil Sekeluarga Tertabrak Kereta Api di Asahan, 1 Tewas dan 4 Luka-luka
-
3 Geng Motor Ditangkap Gegara Aniaya Pelajar di Asahan Sumut
-
Cuaca Ekstrem Landa Pematangsiantar, Satu Rumah Rusak