Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 18 Juli 2021 | 16:35 WIB
Anak-anak saat berkeliling bersama Mowiee Indonesia. [Ist]

SuaraSumut.id - Pemkot Medan tengah berupaya mengubah image Kota Medan yang menyandang kota terkotor di Tanah Air. Tentu masalah awalnya datang dari persoalan sampah.

Masyarakat dan semua pihak juga memiliki andil untuk mengubah predikat kota terkotor itu. Nah, Mowiee Indonesia juga punya program untuk menjaga kebersihan.

Mowiee Indonesia merupakan sebuah startup buah karya anak Medan yang memiliki program tukarkan 1 kg sampah menjadi tiket perjalanan wisata. Keren ya, gak perlu keluarkan uang tunai.

Mowiee adalah singkatan dari Mobil Wisata Edukasi Entrepreneurship. Yang bikin bangganya, Mowiee ini yang pertama di Indonesia.

Baca Juga: 5 Gaya Pacaran Ryu Jun Yeol dan Hyeri: Lovestagram hingga Terang-terangan Kencan

Mobil Wisata yang membawa para wisatawan baik lokal mapun luar berkeliling Kota Medan mendatangi tempat bersejarah dengan nuansa kewirausahaan.

"Menjelajahi Kota Medan sebagai The City of Trader. Menikmati panorama, budaya hingga nilai sejarah. Mowiee mengajak wisatawan mengunjungi sentra usaha home industry, education entrepreneurship center di Kota Medan Sumatera Utara bersama Mowiee tidak hanya sekedar jalan-jalan, mengenal budaya lebih dari. Wisatawan juga mendapatkan motivasi dan edukasi berwirausaha, " kata Alween Ong Inisiator Mowiee Indonesia, Minggu (18/7/2021).

Program 1 Kg sampah ditukarkan dengan tiket perjalanan Mowiee Indonesia, merupakan upaya yang dilakukan agar masyarakat sadar dan ikut menjaga kebersihan. 

Alween mengaku, program tersebut sudah lama mereka terapkan. Di mana program ini dikhususkan untuk kalangan tertentu.

"Untuk anak panti asuhan, yatim piatu dan difable. Sudah lama programnya. Program untuk menumbuhkan kecintaan terhadap kota dan menjaga kebersihan lingkungan," katanya.

Baca Juga: ABK Terinfeksi COVID 19, Kapal Motor TLE Dikarantina

Sampah yang diperoleh dari anak panti, yatim panti dan difabel ini kemudian diserahkan ke Tzu Chi untuk di daur ulang.

Para wisatawan akan dibawa ke tempat-tempat seperti Masjis Raya Al-Mahsum, kemudian wisata budaya Melayu Istana Maimun, kawasan China Town atau kesawan, Kediaman Chong A Fei, Merdeka Walk, Kantor Pos Medan, Patung Guru Patimpus, Pusat Jajanan dan oleh-oleh Jalan Majapahit, Home Industri, Sentra UMK dan Narsis Education.

"Selain dapat pengetahuan sejarah, kami juga memberikan edukasi berwirausaha dan langsung praktek dengan datang ke tempat UKM," tambah Alween.

Wisatawan diajarin membuat pin dan melihat bagaimana mengolah atau membuat sirup markisa. Untuk anak sekokah, ada paket pilihan yang diberikan.

Mengunjungi tempat pertanian perkotaan, peternakan ayam kalkun, atau industri rumahan dan ke percetakan. Di sinilah anak-anak sekolah belajar bagaimana cara membuat pin, mug, dan lainnya.

Dalam satu hari, kata Alween, ada dua jadwal perjalanan, yaitu pukul 09.00 WIB dan 14.00 WIB. Wisatawan akan diajak berkeliling selama dua setegah jam. Tarifnya sendiri Rp 60 ribu untuk anak-anak dan Rp 75 ribu untuk dewasa.

"Tiket sudah termasuk goodie bag, foto, dan merchandise. Untuk anak yang berusia di bawah tiga tahun gratis dan harus didampingi orangtua," katanya.

Pada masa pandemi Covid-19 mereka juga memberikan masker untuk wisatawan yang ikut. Armada yang digunakan bersih dan juga nyaman serta dilengkapi dengan AC, music, TV, dan CCTV.

"Muatan armada sendiri bisa mengangkat 19 orang dewasa. Untuk anak-anak mencapai 25 orang anak-anak. Wisatawan atau rombongan akan di temani tour guide komunikatif, rapi dan ramah," tandas Alween.

Kontributor : Budi warsito

Load More