Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 19:27 WIB
Mia Khalifa [Instagram]

SuaraSumut.id - Mantan bintang film biru Mia Khalifa mengecam negaranya sendiri, Lebanon. Dia mengemukakan, karenanya AS menarik pasukan dan membuat orang Afghanistan rentan terhadap keinginan kediktatoran brutal.

Masa lalu Mia Khalifa yang lahir di Lebanon dan bersama keluarganya merupakan pelarian yang memilih ke AS sebagai tempat tujuan.

Hal itu dilakukan karena terjadinya konflik sektarian yang terus menerus di negara itu. Bahkan, perempuan berusia 28 tahun ini menyebutnya sebagai Monster yang Diciptakan AS.

Pun dia juga menuliskan persoalan yang akan dihadapi kaum perempuan di Afghanistan saat Taliban kembali berkuasa di negeri tersebut.

Baca Juga: Ingin Adopsi Anabul? Ini Tips Membesarkan Anak Kucing yang Harus Kamu Tahu

"Anda tahu apa yang akan terjadi sekarang? Taliban mengambil alih lagi, itu akan kembali ke Hukum Syariah, wanita tidak akan dapat mencari pendidikan, mereka tidak akan dapat meninggalkan rumah tanpa pengawalan oleh seorang pria, mereka tidak akan dapat menyangkal atau menolak pernikahan apa pun proposal, mereka akan kehilangan semua otonomi tubuh yang mereka miliki sekarang.”

Mia Khalifa juga mengecam Presiden Afghanistan Ashraf Gani yang melarikan diri usai Taliban menguasai Kota Kabul. 

Mia meminta semua negara menolak menampung Presiden Ashraf Gani yang kabur di saat Taliban sudah berkuasa. 

"Dan ke mana dia pergi? Negara mana pun yang dia masuki harus melarang dia mencari perlindungan dan meninggalkan warganya di tangan Taliban," tulisnya.

Ia juga menuding keterlibatan badan intelijen Amerika Serikat (AS) CIA di balik kemenangan Taliban di Afghanistan.

Baca Juga: Kominfo Minta Pesohor Media Sosial Tak Pengaruhi Masyarakat untuk Tolak Vaksin

Menyadur dari Toronto Sun, pada Rabu (18/8/2021), hal itu dikatakan Mia dalam unggahannya di media sosial Instagram miliknya.

"(Ini) saat yang tepat untuk mengingatkan semua orang bahwa CIA Amerika adalah orang yang pertama kali menciptakan dan mendanai Taliban," katanya.

Mia mengingatkan kembali awal mula keterlibatan badan intelijen AS tersebut yang menciptakan dan mendanai Taliban.

Pemerintah AS disebut-sebut memasok uang dan senjata kepada Mujahidin Afghanistan yang memerangi Soviet saat Perang Dingin sebelum Perang Saudara Afghanistan pecah pada 1979.

Mia mengaku takut dengan peristiwa yang terjadi di negara Asia Tengah tersebut.

Load More