SuaraSumut.id - Tim pengabdian masyarakat dosen USU Bersama para petani berupaya mengendalikan hama lalat buah yang menyerang tanaman Jeruk Manis (Citrus X Sinensis).
Metode pengendalian hama dilakukan dengan prinsip ramah lingkungan menggunakan biopestisida dari bahan minyak eucalyptus yang diekstrak.
Setelah itu dilakukan analisis secara khusus terhadap tingkat kematian (mortalitas) lalat buah (Bactrocera sp) untuk diketahui dosis optimal penggunaan biopestisida.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat digagas dosen FMIPA USU yang diketuai Dr Muhammad Taufik, di Desa Dolat Rakyat Kecamatan Ujung Sampun Kabupaten Karo.
Tim ini beranggotakan Dr Cut Fatimah Zuhra, Boby Cahyady, dan Dr Rini Hardiyanti. Mereka memberikan penyuluhan dan materi kepada Kelompok Tani Bukit Rumah Sendi tersebut.
"Kami melihat satu tahun terakhir ini, banyak petani yang gagal panen akibat serangan hama lalat buah ke tanaman jeruk. Mereka memerlukan pestisida alternatif yang ramah lingkungan dan dapat membantu meningkatkan produksi jeruk secara optimal," kata Taufik dalam keterangannya, Jumat (3/9/2021).
Biopestisida merupakan pestisida yang terbuat dan diambil dari bahan alam. Ini sebagai alternatif pengganti dari pestisida sintetis atau kimia yang dapat menimbulkan efek samping toksik baik pada lingkungan, makhluk hidup serta dapat menyebabkan resistensi terhadap hama.
"Pestisida nabati berbahan eucalyptus ini termasuk dalam pestisida yang ramah lingkungan," ujarnya.
Pihaknya memanfaatkan daun eucalyptus grandis yang ditanami masyarakat untuk diambil batangnya sebagai bahan baku pembuatan pulp, tetapi daunnya belum dimanfaatkan secara maksimal.
Baca Juga: Kontroversi Kebebasan Saipul Jamil, Selebrasi Berlebihan Banjir Kritik Publik
"Ini termasuk tanaman yang dibudidayakan di Sumatera Utara setelah kelapa sawit," katanya.
Edukasi melalui pengabdian masyarakat ini diselenggarakan pada awal September 2021 dan dihadiri kelompok tani.
Edukasi diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan panen jeruk secara optimal, sehingga ke depannya tidak dijumpai lagi kejadian gagal panen yang merugikan petani.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Pertamina Percepat Pemulihan Layanan Energi di Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Gerindra Sumut-Yayasan Hati Emas Indonesia Kirim 10 Ton Bantuan Sembako ke Tapteng
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial
-
3 Sepatu Lari Lokal Berteknologi Tinggi dengan Harga Terjangkau