Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 23 September 2021 | 15:05 WIB
Ilustrasi bayi (Unsplash/Liane)

SuaraSumut.id - Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) Erna Mulati menyebut, sekitar 84 persen kematian pada bayi di Indonesia diakibatkan karena lahir secara prematur.

"Ini menjadi sangat tinggi, karena terjadinya preeklampsia (kelainan pada kehamilan) dan eklampsia (kejang pada kehamilan). Angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun," kata Erna, melansir Antara, Kamis (23/9/2021).

Ia mengatakan, sekitar 50 persen kematian pada bayi terjadi pada 28 hari pertama sejak bayi tersebut lahir.

Sementara bayi yang meninggal pada usia tujuh hingga 27 hari mencapai 11,4 persen dan 38,2 persen bayi meninggal kurang dari umur tujuh hari.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2019, tingginya kematian pada bayi diakibatkan oleh 17 persen ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis. Penyebab lainnya adalah hampir 50 persen ibu hamil mengalami anemia.

"Inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya prematuritas," katanya.

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Kota Cilegon Terbaru, Lengkap Dengan Lokasinya

Ia mengatakan untuk dapat mencegah kematian pada bayi semakin meningkat, perlu dilakukan perbaikan dimulai dari tingkat puskesmas.

"Perlu dilakukan penguatan untuk pelayanan bayi baru lahir dan juga penguatan untuk perawatan baik di level keluarga, di level tingkat puskesmas dan rumah sakit untuk bayi-bayi prematur dengan berat badan lahir rendah," jelasnya.

Load More