SuaraSumut.id - Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak hanya ingin menjadikan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka hijau dan cagar budaya, namun juga berharap dapat membangkitkan kesadaran akan sejarah dan budaya Kota Medan.
Oleh sebab itu, meski revitalisasi dilakukan namun nilai-nilai sejarah di lapangan yang dulunya merupakan alun-alun itu tetap dipertahankan. Dalam revitalisasi yang dilakukan tersebut, Bobby minta disediakan ruang bagi pelestarian maupun pengembangan seni budaya yang ada di ibukota Provinsi Sumatera Utara ini.
"Meski nanti direvitalisasi, nilai budaya yang ada di Lapangan Merdeka tidak boleh hilang. Artinya, nilai budaya Kota Medan tetap ada di dalamnya, sehingga diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat akan sejarah dan budaya Kota Medan," kata Bobby baru-baru ini.
Upaya Bobby yang dinilai mampu menjadi sosok dalam membangkitkan kesadaran sejarah dan budaya masyarakat mendapat apresiasi dari Darma Lubis, pekerja seni dan budaya Kota Medan.
Baca Juga: Tentang Rencana MUI Jakarta, PWNU DKI: Cyber Army Dilarang Agama
Apa yang dilakukan Wali Kota, kata Darma, sebagai langkah awal yang bagus. Ia berharap agar apa yang menjadi keinginan Wali Kota itu dapat dituangkan dalam bentuk peraturan daerah (perda).
Darma juga berharap, Bobby dapat mendorong masyarakatnya untuk sadar akan sejarah dan pemanfaatannya yang lebih multiguna, termasuk kesadaran terhadap budaya lokal berdasarkan hasil pokok pikiran kebudayaan Kota Medan.
Langkah yang dilakukan Bobby merupakan sesuatu sangat penting untuk membangkitkan kesadaran publik terkait sejarah di Kota Medan. Tapi terkait budayanya, imbuhnya, upaya revitalisasi Lapangan Merdeka merupakan bagian integral.
Oleh karena itu, Darma berharap Pemkot Medan harus memiliki roadmap kebudayaan Kota Medan itu sendiri, sehingga arah pembangunan kebudayaan kota linear dengan hasil Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang telah mencatatkan sejarah dan kebudayaan di Kota Medan.
"Sebagai pekerja seni dan budaya, pasti saya mendukung upaya revitalisasi (Lapangan Merdeka) ini. Hanya perlu memastikan, ke mana arah pembangunan kebudayaan Kota Medan nantinya seperti apa. Sebab, sebagai kota metropolitan, Medan kini mengarah ke budaya urban," tukasnya.
Baca Juga: Carroll Coffee: Usung Konsep Urban Jungle Bernuansa Tropis
Berita Terkait
-
DNA Manusia Purba dari Afrika Utara Ungkap Sejarah Tersembunyi Gurun Sahara, Apa Itu?
-
Kenapa Paskah Identik dengan Telur? Ini Sejarah dan Maknanya
-
Libur Cuti Bersama Habis, Harga Tiket Pesawat Medan-Jakarta Rp10 Jutaan
-
Sejarah Banten, Arti Hingga Asal Usul di Baliknya, Cek Selengkapnya di Sini
-
Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Tembus Rp17 Jutaan, ke Jepang Cuma Rp5 Juta
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
Terkini
-
Juara Putra Putri Tari Cilik Indonesia Annisa Sibarani Bakal Meriahkan HUT Ke-325 Sibolga
-
Telkomsel Surprise Deal, Nelpon Hemat Hingga 20.000 Menit ke Semua Operator
-
Sopir Taksi Online di Medan Ditemukan Tewas di Langkat, Sempat Dikabarkan Hilang
-
Promo Alfamart Serba Gratis Sampai 15 April 2025, Frisian Flag Primagro Beli 1 Gratis 6
-
Promo Indomaret 10-16 April 2025, Deterjen Hingga Minuman Harga Spesial