SuaraSumut.id - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengutuk serangan udara oleh koalisi pimpinan Saudi di Yaman pada Jumat (22/1/2022). Serangan brutal tersebut menewaskan sekitar 60 orang di sebuah pusat penahanan di provinsi Saada yang dikuasai Houthi.
Seorang saksi mata mengatakan, beberapa orang, termasuk migran Afrika, tewas dalam serangan itu. Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan serangan udara mematikan di wilayah Yaman lainnya juga menewaskan anak-anak.
"Serangan udara terhadap fasilitas telekomunikasi di Hodeidah juga sangat mengganggu layanan internet vital di sebagian besar negara," kata Dujarric dalam pernyataan. "Sekretaris Jenderal menyerukan penyelidikan yang cepat, efektif dan transparan atas insiden-insiden ini untuk memastikan akuntabilitas."
Save the Children mengatakan, tiga anak dilaporkan tewas di kota barat Hodeidah.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi telah memerangi kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman sejak 2015. Koalisi mengatakan laporan puluhan kematian pada Jumat (22/1) akan diselidiki "menggunakan proses independen yang disetujui secara internasional."
Dalam konferensi pers pekan lalu, Guterres mengatakan: "Eskalasi ini harus dihentikan."
Dujarric mengatakan Guterres mengingatkan semua pihak bahwa mereka berkewajiban untuk melindungi warga sipil dari bahaya yang ditimbulkan dari operasi militer.
“Semua pihak harus mengikuti prinsip-prinsip proporsionalitas dan kehati-hatian."
Pada Jumat (22/1), Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Houthi yang menargetkan Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Baca Juga: Makin Nyaman di Jalan, Mitsubishi Tawarkan Paket Perawatan untuk Pembelian Pajero Sport
Ditanya tentang serangan udara di Yaman pada Jumat (21/1), Duta Besar UEA untuk PBB Lana Nusseibeh mengatakan kepada wartawan: "Koalisi berjanji untuk mematuhi hukum internasional dan merespons secara proporsional dalam semua operasi militernya,”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan al Saud pada Jumat (21/1) untuk menegaskan kembali komitmen AS untuk membantu Saudi meningkatkan pertahanan mereka dan menggarisbawahi "pentingnya menghindari korban sipil” menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Perang yang berkecamuk di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan orang untuk mengungsi. Perang juga menyebabkan jutaan warga Yaman berada di ambang kelaparan. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
11 Potret Rumah Nina Zatulini, Teras Nyaman Bak Kafe Instagrammable
-
7 Tips Dapur Minimalis Telihat Estetik, Rapi, dan Nyaman Digunakan
-
4 Jenis Kebohongan yang Kerap Tanpa Sadar Kamu Katakan ke Diri Sendiri
-
Tips Aman dan Nyaman Bepergian Bermobil Saat Libur Nataru
-
Punya Banyak Anggota, Bupati Bantul Minta Relawan Ikut Ciptakan Wisata Aman dan Nyaman
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Eks Kades di Bireun Aceh Diduga Terlibat Korupsi Dana Desa Ditahan
-
Antisipasi Lonjakan Trafik Lebih dari 27 Persen, Ini Strategi Indosat Sumatra
-
Pertamina Gelar Operasi Pasar Lebih dari 20 Ribu Tabung LPG 3 Kg di Aceh
-
Masyarakat Lingkar Tambang-Pemangku Adat Desak Kepastian Izin DPM
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal