SuaraSumut.id - Ekspor yang dilakukan melalui pelabuhan muat di Sumatera Utara (Sumut) pada Januari 2022 menurun dibanding bulan sebelumnya, Desember 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik Wilayah Sumatera Utara (BPS Sumut) Nurul Hasanudin mengemukakan, nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut hanya US$ 956,41 juta atau turun sebesar 15,87 persen dibanding pada Desember 2021 yang mencapai US$ 1,14 miliar.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan nilai impor melalui Sumut pada Januari 2022 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$ 529,29 juta atau naik 16,24 persen dibanding Desember 2021 yang sebesar US$ 455,34 juta.
Ia merinci, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumut pada Januari 2022 dibanding Desember 2021, yakni golongan sabun dan preparat pembersih US$ 7,92 juta atau naik 22,41 persen.
Baca Juga: Sektor Pertambangan Sumsel Merosot 67 Persen, Gegara Larangan Ekspor Batu Bara Awal 2022
"Ekspor ke Amerika Serikat pada Januari 2022 merupakan yang terbesar, yaitu US$ 138,16 juta, diikuti Tiongkok sebesar US$ 116,93 juta, India sebesar US$ 84,38 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,49 persen," katanya seperti dikutip Wartaekonomi.co.id-jaringan Suara pada Rabu (2/3/2022).
Kemudian berdasarkan kelompok negara utama tujuan ekspor pada Januari 2022, paling besar di kawasan Asia (di luar ASEAN) dengan nilai US$324,98 atau 33,98 persen.
"Sementara, nilai impor menurut golongan penggunaan barang Januari 2022 dibanding Desember 2021, barang modal dan barang konsumsi turun masing-masing sebesar 6,02 persen dan 10,82 persen, sedangkan bahan baku/penolong naik sebesar 23,80 persen," ujarnya.
Selain itu, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar yakni, bahan bakar mineral US$ 19,75 juta atau 24,61 persen.
"Nilai impor Januari 2022 dari Tiongkok merupakan yang terbesar, yaitu US$ 144,73 juta dengan perannya mencapai 27,34 persen dari total impor Sumatera Utara, diikuti Singapura sebesar 96,72 juta (18,27 persen), dan Malaysia sebesar US$ 39,85 juta (7,53 persen)," katanya.
Baca Juga: Tegas! Presiden Jokowi akan Stop Ekspor Bahan Mentah: Sejak Zaman VOC Kita Tidak dapat Apa-apa
Berita Terkait
-
Trump Bujuk Vietnam, India, Israel Soal Tarif Impor, Cari Jalan Tengah?
-
Tarif Trump 32 Persen Ancam Industri Padat Karya, Jutaan Pekerja Bakal Terdampak PHK?
-
Trump Telah Picu Perang Dagang, Ini Dampaknya Bagi Indonesia
-
UMKM Indonesia Tebar Pesona di AS dengan Dukungan BRI, Bawa Pulang Puluhan Miliar
-
Kopi Asal Lampung Mendunia, PPI Genjot Ekspor ke Mesir
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Pria Bunuh Pacar dan Kubur Jasadnya di Kebun Sawit Labusel, Cemburu Korban Dijodohkan
-
Pukul Polisi saat Ditangkap, Maling Motor di Medan Diberi "Hadiah Lebaran"
-
Gunungsitoli Diterjang Banjir, Ratusan Jiwa Terdampak dan Puluhan Rumah Terendam
-
Polres Padang Lawas Tes Urine Dadakan di Arus Balik Lebaran 2025, Ini Tujuannya
-
Pemprov Sumut Target Peremajaan Sawit Rakyat 11.000 Hektare, Ini Alasannya