SuaraSumut.id - Thomson Ambarita (42), korban penganiayaan diduga oleh humas PT TPL menggugat praperadilan Polres Simalungun dan Kejari Simalungun. Gugatan didaftarkan ke Pengadilan Negeri Simalungun, Rabu (16/3/2022).
Thomson disebut menjadi korban pemukulan dalam penyerangan yang dilakukan oleh humas PT TPL, terhadap masyarakat adat Sihaporas pada 16 September 2019. Dalam kejadian itu, Mario Teguh Ambarita yang berusia 3 tahun 6 bulan juga terluka. Peristiwa terjadi di lahan milik warga yang diklaim negara dan jadi konsesi lahan PT TPL.
"Thomson Ambarita tidak terima dengan kinerja dari pihak Polres Simalungun dan Kejari Simalungun. Untuk itu, saya bersama kuasa hukum, mengajukan praperadilan agar pengadilan menguji sah atau tidaknya penghentian penyidikan yang dilakukan Kejari Simalungun dan Polres Simalungun. Kiranya pengadilan bisa menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia ini," kata Roy Marsen Simarmata, selaku kuasa hukum dari Bakumsu.
Dalam peristiwa kriminalisasi terhadap masyarakat adat, Pengadilan Negeri Simalungun telah menjatuhkan vonis 9 bulan kepada Thomson Ambarita dan Jonny Ambarita (44). Keduanya bebas pada 4 April 2020.
Baca Juga: Ratusan Santri dan Mahasiswa Banten Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024
"Kami bersama masyarakat adat Sihaporas dan aliansi mahasiswa se-Kota Pematangsiantar-Simalungun menentang atas penghentian pengaduan saudara Thomson sebelumnya," katanya dalam keterangan yang diterima.
Ia mengatakan, termohon Kejari Simalungun dan Polres Simalungun berdalih bahwa laporan Thomson tidak cukup bukti. Padahal dalam proses penyelidikan dan penyidikan, pelapor sudah memberikan alat bukti berupa keterangan saksi, foto, video, maupun visum.
"Atas bukti-bukti itu juga Polres Simalungun telah menetapkan humas PT TPL sebagai tersangka pada 27 Mei 2020. Lalu kenapa sekarang justru mereka menganulir penetapan tersangka itu?" katanya.
Ia menjelaskan, gugatan yang didaftarkan membuktikan bahwa konflik struktural antara masyarakat adat dengan pemerintah dan perusahaan masih terus berjalan.
"Posisinya masyarakat adat selalu menjadi korban. Dengan ditetapkannya oleh pihak kepolisian humas TPL menjadi tersangka, namun kasusnya itu dihentikan. Ini menunjukkan bahwa keadilan bagi masyarakat adat itu belum terpenuhi," tukasnya.
Baca Juga: Tersingkir dari Liga Champions, Ralf Rangnick Soroti Penyelesaian Akhir Manchester United
Berita Terkait
-
Sidang Praperadilan Tom Lembong Ricuh, Gara-gara Persoalkan Naskah Ahli Hukum
-
Eks Ketua MK Bela Tom Lembong: Tidak Ada yang Salah dari Sisi Prosedur
-
Daftar Lowongan Kerja Sopir Pribadi di Sumut
-
Saksi Praperadilan Tom Lembong: Impor Gula Tak Rugikan Negara
-
Curhat Kewalahan Diperiksa Kejagung Tanpa Pengacara, Tom Lembong: Bahasa Indonesia Saya Seperti Orang Bule
Tag
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Tim Resmob Tangkap Pelaku Pembunuhan Tragis di Morowali yang Kabur ke Kaltim
-
Potret Nadia Raysa Mantan Marselino Ferdinan: IG-nya Diserbu Penggemar Usai Menang Lawan Arab
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
Terkini
-
Kawanan Bersenpi yang Culik Remaja Wanita di Labura Ternyata Satu Keluarga
-
Viral Remaja Wanita Diculik Kawanan Bersenpi di Labura Sumut, Minta Tebusan Rp 400 Juta, 3 Pelaku Ditangkap
-
Lari ke Aceh, Pelaku yang Buang Mayat Wanita dalam Tas di Karo Ditangkap
-
Polres Labusel Launching Gugus Tugas Ketahanan Pangan
-
Seniman Luncurkan NFT Bobby Nasution, Bangkitkan Seni Digital Sumatera Utara