Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 26 April 2022 | 11:52 WIB
Penjualan Kue Lebaran di Banda Aceh Masih Lesu. [Antara]

SuaraSumut.id - Momen lebaran yang biasanya menjadi ajang meraup keuntungan besar justru tahun ini sebaliknya.  Pasalnya, penjualan kue lebaran Idul Fitri di pasaran Banda Aceh, masih lesu. Bahkan juga menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Penjual kue lebaran di Pasar Atjeh, Aurida Lathifah mengatakan, pembeli kue tidak seramai tahun lalu.

"Pembeli belum ramai, padahal sudah memasuki lebaran. Tahun lalu, pembeli sudah ramai sejak memasuki puasa Ramadhan ke-15," katanya, melansir Antara, Selasa (26/4/2022).

Jika membandingkan dengan lebaran tahun lalu, penjualan sudah lima kali ganti kue. Akan tetapi, lebaran tahun ini baru dua kali.

Baca Juga: Profil Vincenzo Annese, Pelatih asal Italia yang Santer Dikabarkan Bakal Balik ke PSIS Semarang

Selain sepi pembeli, kata Aurida, harga kue juga naik dari Rp 45 ribu menjadi Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu per stoples. Kenaikan harga ini dampak dari kenaikan harga bahan baku.

"Bahan baku kue lebaran seperti minyak goreng, mentega, dan tepung sekarang mahal. Jadi, harga kue lebaran ikut naik," katanya.

Adapun kue lebaran yang menjadi incaran masyarakat, yaitu nastar, bangkit susu, sagon, dan juga kacang-kacangan.

"Kebanyakan kue yang laris bukan kue lebaran, tetapi kue khas Aceh," katanya.

Pembelinya adalah masyarakat dan mahasiswa perantauan. Mereka membeli kue tradisional sebagai oleh-oleh.

Baca Juga: Akun YouTube Ganjar Pranowo Diretas, Google Indonesia Merespons

"Kue khas Aceh paling banyak dibeli seperti bolu ikan, emping, dan kopi, pisang sale, keukarah, melinjo," tukasnya.

Load More