Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 12 Mei 2022 | 18:18 WIB
Ilustrasi donor darah. [ANTARA]

SuaraSumut.id - Pengurus PMI Banda Aceh menemukan dugaan adanya pengiriman 2.050 kantong darah ke Tangerang secara diam-diam. Hal itu berdasarkan hasil sidak yang dilakukan.

"Berdasarkan data yang kita dapat saat sidak  jumlahnya sekitar 2.050 kantong darah," kata Sekretaris PMI Banda Aceh Syukran Aldiansyah, melansir Antara, Kamis (12/5/2022). 

Berdasarkan hasil sidak diketahui ribuan kantong darah dikirim pada Januari, Februari dan April 2022.

"Untuk Maret belum dipastikan karena mereka hanya mendapatkan data dari hasil rekam jejak mobil," katanya.

Ia mengaku, pihaknya terlambat mengetahui permasalahan tersebut karena selama ini akses mereka ke unit donor darah (UDD) dibatasi oleh Ketua PMI Banda Aceh Dedi Sumardi Nurdin.

Baca Juga: Google Maps Rilis Mode Immersive View, Tampilkan Lokasi Layaknya Video Game

"Padahal kirim darah keluar itu harus ada rapat pleno pengurus, dan ini tidak ada pengambilan keputusan oleh pengurus," jelasnya.

Terdapat SOP terkait pengiriman darah keluar daerah, seperti jika stok darah untuk Aceh sudah lebih. Sehingga bisa dikirim dari pada kadaluwarsa dan tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Kemudian ada permintaan dari daerah yang memang kekurangan darah. Namun harus sepengetahuan pengurus dan PMI satu tingkat diatasnya (PMI Provinsi).

Dalam kasus ini, kata Syukran, bukan hanya tidak diketahui pengurus, tetapi juga biaya pengganti pengelolaan darah (BPPD) nya tidak sesuai ketetapan pemerintah.

"Berdasarkan Permenkes terkait BPPD per kantong itu Rp 360 ribu juga sesuai dengan Pergub. Tapi yang dikirim ke sana malah Rp300 ribu per kantong," jelasnya.

Baca Juga: Jasa Raharja Sulawesi Utara Bayar Santunan Rp13,6 Miliar Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Dirinya bersama pengurus lain sudah mengadukan kepada pengurus PMI Provinsi Aceh untuk segera ditindaklanjuti.

Ketua PMI Banda Aceh Dedi Sumardi Nurdin menegaskan, pengiriman darah itu sesuai SOP dan sudah dilakukan koordinasi hingga ke UDD PMI Pusat.

"Tidak benar yang mereka infokan, intinya semua sudah sesuai SOP, dan yang kita kirim cuma Januari-Februari," katanya.

Ia mengaku, persoalan darah merupakan tanggungjawab UDD, kemudian mereka melaporkannya kepada pengurus.

"Pada Januari-Februari 2022 lalu PMI Banda Aceh memang kelebihan darah sehingga hasil koordinasi dengan UDD se Indonesia Tangerang membutuhkan, sehingga dikirim ke sana.

Pengiriman darah itu juga sudah ada MoU nya (nota kesepahaman). Karena itu proses ini sudah benar. Dari pada kadaluarsa lebih baik dikirim ke daerah yang perlu.

"Kalau untuk jumlah yang dikirim saya belum lihat datanya, itu nanti memang dari UDD," tukasnya.

Load More