SuaraSumut.id - Lembaga Panglima Laot Aceh menemui tiga nelayan India yang ditahan di Aceh. Dalam kunjungannya Panglima Laot menyerahkan sejumlah bantuan makanan dan peralatan kebersihan kepada mereka.
"Ini sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan sesama nelayan Samudera Hindia,," kata Ketua Harian merangkap Pj Panglima Laot Aceh Baharuddin Z, melansir Antara, Selasa (23/8/2022).
Dirinya menyampaikan bahwa kasus melewati tapal batas memang sering dialami oleh nelayan Indonesia dan India karena batas laut kedua negara ini sangat dekat. Penyebabnya bisa faktor kecelakaan seperti rusak mesin atau faktor cuaca buruk.
Sampai saat ini juga masih ada beberapa nelayan Aceh masih dalam tahanan otoritas India karena pelanggaran wilayah. Di kanan sebagian dari mereka ada yang berproses sampai ke pengadilan hingga menjalani hukuman.
"Jadi terlepas dari proses hukum yang memang harus sama-sama kita hormati, solidaritas sesama nelayan dalam kawasan Samudera Hindia dan Selat Malaka perlu terus dijaga dan dipertahankan," ujarnya.
Sekretaris Panglima Laot Aceh Oemardi mengatakan, bahwa terdapat salah satu LSM di Kerala sempat menghubunginya dan memberi tahu keberadaan mereka para nelayan yang tertangkap tersebut.
Namun terkesan ada informasi yang salah berkembang di Kerala, di mana seolah-olah mereka tidak tertangani dengan baik, padahal situasinya tidak demikian.
"Disinformasi seperti itu, apalagi sempat terekspos ke media, dapat mengganggu komunikasi diplomatik terkait proses selanjutnya," kata Oemardi.
Diketahui, Ditpolairud Polda Aceh menangkap delapan nelayan warga negara India karena diduga mencuri ikan di 18 mil laut perairan Lhoong, Aceh Besar, Senin (7/3) sekira pukul 13.00 WIB.
Baca Juga: Satpolair Polres Purwakarta Patroli di Waduk Jatiluhur dan Cirata, Tujuannya Cegah Ini
Delapan nelayan India tersebut menangkap ikan menggunakan kapal motor dengan nama lambung Blessing, bobot 60 gross ton (GT). Mereka menangkap ikan dengan cara rawai atau memancing, tidak menggunakan pukat.
Dari delapan nelayan tersebut, empat diantaranya telah dideportasi kembali ke India, satu orang meninggal dunia karena sakit, dan tiga lainnya masih ditahan dan sedang menjalani proses hukum di Aceh.
Berita Terkait
-
Kronologi Tentara Papua Nugini Diduga Tembak Kapal Nelayan Merauke hingga Tewaskan Satu Orang
-
Tentara Papua Nugini Tembak Kapal Nelayan Merauke, Satu Orang Tewas
-
Kronologi Kapal Nelayan Asal Batang Tenggelam Dihantam Ombak di Karimunjawa, Sempat Minta Tolong Kapal Lain
-
Virus Kembali Merebak di China, Ikan Tangkapan Nelayan Sampai Diwajibkan Tes Covid-19
-
Dukung Pelestarian Budaya Maelo Pukek Nelayan di Ranah Minang, Menteri KKP: Kearifan Lokal Harus Dijaga
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kayu Besar Hancurkan Asrama, Dukungan Kementerian PU Pulihkan Senyum di Darul Mukhlisin
-
Bertaruh Rindu di Tengah Lumpur, Perjuangan Petugas yang Tak Pulang Demi Akses Warga Aceh Tamiang
-
Telkomsel dan Kementerian Komdigi Perkuat Bantuan Kemanusiaan untuk Masyarakat Aceh
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih