Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 30 Agustus 2022 | 14:04 WIB
Sejumlah kapal nelayan bersandar di Belawan, Medan, Sumatera Utara. [Dok.Antara]

SuaraSumut.id - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Sumatra Utara mengatakan, ribuan nelayan kecil di Medan Utara mengharapkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi agar bisa melaut.

"Nelayan kecil itu, banyak yang tidak melaut. Sedikit memaksakan diri melaut, karena sekarang ini hasil tangkapan juga minim," ujar Ketua HNSI Kota Medan, Abdul Rahman, Selasa (30/8/2022).

Selain itu, lanjut dia, biaya yang harus dikeluarkan nelayan sekali melaut juga tinggi, dan salah satunya akibat tidak adanya stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) di Medan Utara.

Kondisi tersebut mengakibatkan para nelayan kecil harus membeli BBM dari para agen dengan harga relatif tinggi dan minimal Rp8.000 per liter, walau hasil tangkapan belum diketahui.

Baca Juga: Pemerintah Alihkan Subsidi BBM Pada Bansos, Pengamat: Itu Bukan Solusi, Seperti Memaksa

"Kalau BBM subsidi jenis solar kan Rp5.150 per liter, tapi nelayan kecil tidak bisa beli di SPBU. Sementara SPBU tidak melayani nelayan yang pakai jeriken dua liter," katanya.

Untuk diketahui, saat ini ada sekitar 13.000 nelayan kecil di Medan Utara dengan kapal lima gross ton ke bawah yang melaut hingga empat mil menggunakan mesin dompeng.

Belasan ribu nelayan kecil itu berpangkalan di Young Panah Hijau, Kelurahan Labuhandeli di Medan Marelan, lalu Kelurahan Nelayan Indah dan Kelurahan Pekan Labuhan di Medan Labuhan.

Kemudian di Kelurahan Bagan Deli, Belawan Lama, Gudang Arang dan Uni Kampung di Kelurahan Belawan I, Kelurahan Belawan II, Kelurahan Belawan Bahagia, dan Kelurahan Belawan Bahari di Medan Belawan.

"Solusi yang kita tawarkan, bagaimana pemerintah itu mendirikan SPBU mini di kawasan nelayan. Tinggal yang mengelola dan cara mendapatkan pasokan BBM subsidi lagi," tutur Abdul. (Antara)

Baca Juga: Masyarakat Diharap Tidak Panic Buying Jelang Kenaikan Harga Pertalite dan Solar

Load More