Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 05 September 2022 | 17:21 WIB
Ilustrasi Getah karet. [ANTARA]

SuaraSumut.id - Para petani di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), merasa cemas. Pasalnya, di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga karet malah anjlok.

Salah seorang petani karet bernama Sudariono (48) mengatakan, harga karet mengalami penurunan yang cukup drastis.

"Harga karet kering semula mencapai Rp 9.500 per kg dan karet basah Rp 8.000 per kg. Saat ini harga karet kering Rp 7.000 dan karet basah Rp 5.000," katanya melansir Digtara.com--jaringan Suara.com, Senin (5/9/2022).

Dirinya mengaku bingung mau makan apa karena memang harga-harga bahan pokok dan BBM tidak sebanding dengan penghasilan harian dan mingguannya.

Baca Juga: Rehabilitasi Ditolak, Roby Geisha Sakau di Penjara?

"Kendaraan yang kami bawa ke ladang untuk menderes karet membutuhkan BBM. Kenaikan harga BBM benar-benar membawa dampak bagi petani karet," ujarnya.

"Kami harus lebih pandai-pandai mengatur pengeluaran dan mencukupi pendapatan agar tetap bisa makan dan mencukupi kebutuhan anak-anak kami sehari-hari," ujarnya.

Dirinya berharap agar harga karet tetap stabil. Hal ini demi keberlangsungan petani karet untuk menghidupi keluarganya.

Jika harga karet masih terus di bawah standar, dikhawatirkan seluruh petani karet akan gulung tikar.

"Petani karet akan sangat bersyukur jika pemerintah ikut memperhatikan harga jual beli karet, karena dari sinilah para petani karet menggantungkan kehidupan mereka dan keluarganya.

Baca Juga: Pakai Jumpsuit Backless, Timothe Chalamet Tampil Berani di Venice Film Festival

"Harga karet di daerah Sumatera Utara, masih sering turun naik dan tidak sebanding dengan pengerjaan petani setiap hari pergi pagi pulang sore," katanya.

Load More