SuaraSumut.id - Seorang siswa laki-laki berusia 10 tahun menjadi korban perundungan siswa lainnya hanya gara-gara dia tak bisa bahasa Inggris. Peristiwa itu terjadi di sebuah sekolah internasional di Singapura.
Mengutip SuaraSumbar.id yang melansir Shin Min Daily News, Rabu (14/9/2022), tidak hanya dirundung, bocah itu juga dianiaya hingga mendapat luka-luka serius di sejumlah bagian tubuhnya.
Ibu anak laki-laki itu, Ma, seorang manajer bank berusia 40 tahun yang pindah ke Singapura dari China, membuat laporan polisi setelah insiden terakhir menyebabkan putranya mengalami luka di wajah.
Polisi mengkonfirmasi bahwa sebuah laporan telah diajukan dan penyelidikan sedang berlangsung.
Ma menceritakan kepada Shin Min bahwa dugaan intimidasi dimulai pada Agustus 2021.
Putranya — yang bersekolah di Canadian International School (CIS) — diejek oleh keempat siswa itu karena dia tidak bisa berbahasa Inggris.
Selanjutnya, pada Februari tahun ini, Ma menemukan goresan di punggung putranya.
Namun putranya menghentikan Ma untuk mengeluh ke sekolah.
Pada tanggal 3 Juni, teman sekelas yang mencakar putra Ma, mendorongnya ke dinding panjat yang menyebabkan dahinya bengkak.
Selanjutnya, pada 17 Agustus, teman sekelas yang sama membuat bocah itu tersandung, menyebabkan lutut dan sikunya terluka.
Baca Juga: Tak Bisa Bahasa Inggris, Bocah Sekolah Ditelanjangi hingga Dianiaya Teman-temannya
Setelah kejadian itu, Ma menerima surat elektronik penjelasan dari pihak sekolah. Setelah itu, orang tua teman sekelas juga meminta maaf.
Celana anak laki-laki itu juga diduga dilepas 10 kali.
"Pada hari itu, intimidasi terus berlanjut, dengan empat teman sekelas menarik celana putra saya setidaknya sepuluh kali," kata Ma.
Peristiwa ini terjadi di berbagai lokasi sekolah, antara lain ruang kelas, koridor, kantin, lapangan, dan pintu masuk toilet.
Ketika putra Ma bertanya mengapa anak laki-laki itu melakukan tindakan seperti itu, salah satu dari mereka terus meninju wajahnya berkali-kali selama sekitar tiga sampai lima menit, menyebabkan putra Ma berdarah.
Ma memutuskan untuk membuat laporan polisi setelah kejadian ini.
Berita Terkait
-
Demi Biayai Pendidikan Anak, Celine Evangelista Rela Kerja dari Pagi Pulang Pagi Lagi
-
Terdeteksi Dua Kasus Varian Omicron di Sekolah Internasional, Swiss Karantina 2.000 Orang
-
Cara SIS Manfaatkan Teknologi Virtual Reality dalam Proses Belajar Mengajar
-
Daftar 6 Sekolah Internasional di Jakarta yang Tutup karena Virus Corona
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera
-
Jangan Salah Pilih! Ini Tips Memilih Lokasi Rumah yang Aman dan Strategis
-
Diskon 20 Persen Tarif Tol Pangkalan Brandan-Sinaksak dan Kisaran-Sinaksak, Ini Rinciannya
-
Korban Bencana di Sumut Terus Bertambah, Terbaru 366 Orang Tewas