Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 05 Oktober 2022 | 12:04 WIB
Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Malang. [Suara.com/Yuliharto Simon]

SuaraSumut.id - Heboh seorang perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur membuat kesaksian mengenai tragedi horor yang menelan ratusan korban jiwa.

Rekaman suara itu beredar luas di jejaring media sosial. Perempuan itu mengaku berjualan di pintu 3 stadion saat peristiwa tragis itu berlangsung.

Dirinya memberikan sejumlah kesaksian, bahwa gas air tak menjadi masalah. Namun, perempuan itu mengklaim bahwa saat itu ada keributan antarsuporter. Perempuan tersebut juga mengklaim banyak suporter yang mabuk karena berbau alkohol.

Penjelasan

Baca Juga: Lesti Kejora Diminta Dengar Ceramah Mamah Dedeh Soal Hak Istri, Bagaimana Sih Menurut Islam?

Melansir Suara.com Rabu (5/10/2022), berdasarkan penelusuran kesaksian perempuan itu ternyata salah atau tidak benar.

Faktanya para suporter terutama Aremania menyatakan tak ada seorang ibu-ibu penjual dawet di lokasi kejadian. Para Aremania datang dan menyisir area stadion Kanjuruhan, namun tak dapat menemukan ibu-ibu penjual dawet tersebut.

David Rizal, jurnalis Liputan 6 pun turut mencoba mencari keberadaan si ibu penjual dawet di sekitar stadion.

Seorang pedagang di stadion yang diwawancarai David menyatakan bahwa ibu penjual dawet tersebut tidak ada sama sekali dan disebut hoaks.

Pedagang itu pun langsung menunjukkan lokasi pintu 3 stadion Kanjuruhan dan tak ada kerusuhan yang terjadi karena pintu besi masih utuh.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Dokter Cantik Mufidah, PSIS Semarang Rekrut Dokter Tim dan Spesialis Gizi

"Tidak ada penjual dawet, nggak ada nggak ada. Hoaks," tutur si pedagang.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut maka kabar soal perempuan penjual dawet di stadion Kanjuruhan adalah keliru. Informasi yang telah tersebar tersebut masuk ke dalam hoaks.

Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email cekfakta@suara.com.

Load More