SuaraSumut.id - Polisi meringkus pelaku pencabulan dan pembunuhan yang menewaskan seorang bocah perempuan berinisial SA (4) di Desa Payagambar, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pelaku yang secara keji mencabuli dan membunuh korban ternyata remaja berinisial AP berusia 17. Pelaku yang merupakan tetangga korban ini tega mencabuli korban diduga karena terpengaruh tontonan film porno di ponsel.
"Pelaku pembunuhan dan pencabulan terhadap anak berusia 4 tahun di Batang Kuis sudah diamankan. Pelaku tetangga korban," kata Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol Irsan Sinuhaji Kamis (23/2/2023).
Dari pemeriksaan, kata Irsan, motif pelaku mencabuli korban diduga karena pelaku terpengaruh tayangan film porno yang ditontonnya.
Baca Juga: Tega! Kiky Saputri 'Permalukan' Muhammad Khairi di Depan Banyak Orang
"Pelaku bisa melakukan itu karena terpengaruh film porno yang banyak ditemukan di hpnya," ujar Irsan.
Kejadian mengerikan ini berawal pada Sabtu (18/2/2023) pagi. Pelaku yang sedang berada di kamar loteng rumahnya rebahan sambil menonton film porno dari HP milik pelaku.
Pelaku yang sudah gelap karena nafsu, lalu melihat korban lewat di depan rumahnya dan langsung memanggil korban. Karena masih polos, korban pun menuruti permintaan pelaku dan naik ke atas loteng kamarnya.
"Sesampainya di kamar, pelaku lalu merebahkan korban ke atas tilam dan mencekik leher, menduduki perutnya seraya melakukan pelecehan seksual terhadap korban," kata Irsan.
Saat itu, korban melawan dengan menarik kedua tangan pelaku dari leher korban namun pelaku tetap memperkuat cekikan hingga korban pingsan.
Beberapa saat kemudian, korban tersadar kembali dan melakukan perlawanan. Irsan menyampaikan pelaku yang kalap mengambil celana training panjang warna biru di samping tempat tidur lalu menyilangkannya ke leher korban.
Tanpa belas kasihan, pelaku lalu menjerat leher korban menggunakan celana training hingga korban tak bernyawa. Usai memastikan korban tewas, pelaku sempat menyetubuhi korban.
"Selanjutnya pelaku membawa mayat korban dan menjatuhkan korban k ebalik tembok yang bersemak di belakang dapur rumah pelaku," jelasnya.
Pelaku dijerat dengan pasal 81 ayat (5) juncto pasal 76 D UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perubahan kedua UU RI Nomor 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak, subs pasal 80 ayat (3) juncto 76 C UU RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak juncto UU RI Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak.
"Dengan ancaman hukuman seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 10 tahun atau paling lama pidana penjara 20 tahun," tukasnya.
Sementara Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Deli Serdang Junaidi Malik meminta kepada orangtua untuk ekstra waspada terhadap aksi predator seks yang menyasar anak-anak.
"Ini kasus yang sangat mengerikan apa lagi pelakunya juga anak di bawah umur. Orangtua harus ekstra waspada dalam melindungi anak karena predator seks ini terjadi dalam lingkup terdekat anak," katanya kepada SuaraSumut.id.
Ia mengatakan keluarga sebagai tempat pertahanan dalam melindungi anak-anak harus meningkatkan komunikasi efektif dan pengawasan melekat terhadap anak.
"Jangan sampai pertahanan keluarga runtuh sehingga anak menjadi individualistik. Begitu juga dengan pengawasan terhadap pemakaian handphone oleh anak-anak kita harus selalu diawasi," katanya.
"Di era digitalisasi anak tak boleh dibiarkan bebas bermain handphone. Inilah yang terjadi seorang anak di bawah umur terpengaruh tayangan video porno melakukan tindakan mengerikan. Saya rasa ini pertama terjadi pekakunya seorang anak," katanya.
Kontributor : M. Aribowo
Berita Terkait
-
Nyoblos Didampingi Keluarga, Edy Rahmayadi: Aku Pilih Nomor 1
-
Cegah Politik Uang, Relawan Bobby-Surya Patroli Semua TPS di Sumut
-
Ini Kata Departemen Kehakiman Filipina soal Ancaman Wapres Duterte ke Presiden Marcos
-
Wakil Presiden Duterte Dipanggil Pihak Berwajib Terkait Ancaman Pembunuhan Presiden Marcos!
-
Reaksi Presiden Filipina Marcos Soal Ancaman Pembunuhan
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
Terkini
-
110 TPS di Sumut Gelar Pemungutan Suara Susulan Akibat Banjir
-
Edy-Hasan Keok di TPS Bobby Nasution, Ini Hasilnya
-
Hasil Pilgub Sumut 2024: Edy Rahmayadi Unggul di TPS Kediamannya
-
Tim SAR Brimob Polda Sumut Evakuasi Warga Terjebak Banjir di Medan
-
5 Warga Diduga Terlibat Politik Uang di Pilkada Banda Aceh 2024 Ditangkap