Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 28 Februari 2023 | 00:45 WIB
Oknum diduga preman menghalangi kerja jurnalis saat hendak melakukan peliputan di Medan. [Ist]

SuaraSumut.id - AMPI Medan buka suara soal oknum diduga preman mengaku anggota AMPI yang menghalangi jurnalis saat hendak melakukan peliputan pra rekonstruksi di Jalan Abdullah Lubis, Medan.

Ketua DPD AMPI Kota Medan, M Rizki Nugraha membantah bahwa oknum berinisial R tersebut adalah anggotanya.

"Sudah kita telusuri di kepengurusan seluruh rayon yang ada, tak satupun ada yang kenal dengan foto yang kita sebar. Saya juga sudah berkoordinasi ke Ketua DPD AMPI Sumut David Luther Lubis dan beliau memastikan tidak kenal dengan pria itu. Jadi saya pastikan oknum ini bukan anggota kita," katanya kepada wartawan, Senin (27/2/2023).

Rizki menegaskan bahwa tidak nama R yang masuk dalam struktur kepengurusan AMPI Kota Medan. Dirinya menilai oknum itu hanya mengklaim dirinya sebagai pengurus agar para jurnalis mundur saat menjalankan tugas jurnalistiknya.

Baca Juga: Para-bulu Tangkis Indonesia Raih 7 Emas pada Turnamen di Spanyol

"Saya sudah instruksikan agar menjaga nama baik organisasi ini sesuai amanah yang dititipkan Ketua DPD AMPI Sumut," ujarya.

Ketua Pokja AMPI Sumut Budi Hariadi juga memastikan tidak ada nama oknum itu masuk ke dalam kepengurusan.

"Begitu informasi ini mencuat kita langsung berkoordinasi dengan Ketua AMPI Rayon Medan Petisah. Hasilnya sama seperti yang dikatakan Ketua David dan Ketua Rizki," jelasnya.

Diberitakan, sejumlah jurnalis mendapat tindakan tidak menyenangkan saat meliput pra-rekonstruksi dugaan dua anggota DPRD Medan dilaporkan kasus penganiayaan.

Pasalnya, oknum diduga preman yang mengaku dari salah satu OKP menghalangi tugas jurnalis yang melakukan peliputan. Peristiwa terjadi di Jalan Abdullah Lubis, Kota Medan pada Senin (27/2/2023).

Baca Juga: Ini Penyebab Tangis Raisa Pecah Saat Konser di GBK

Melihat adanya upaya penghalangan itu, sejumlah jurnalis menjelaskan bahwa mereka hanya menjalankan tugas peliputan saja. Namun, pria itu menghalangi untuk mengambil gambar dan diintimidasi serta diancam.

"Oknum ini mengancam akan membunuh jurnalis. Dia melarang kami mengambil gambar, " kata Alfiansyah, salah seorang jurnalis media online.

Kejadian ini mereda setelah personel kepolisian melerai. Meski begitu, kata Alfiansyah mengatakan, pihaknya tetap membuat laporan ke pihak berwajib.

"Ini sedang membuat laporan ke Polrestabes Medan, laporan diwakili oleh satu orang di dalam SPKT," katanya.

Load More