Tiktokers di Padangsidimpuan Sebut Pawai MTQ Mirip Topeng Monyet, Polisi Turun Tangan

SuaraSumut.id - Seorang Tiktokers asal Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), berinisial FAH (20) membuat kehebohan. Pemilik akun TikTok Rozy Popo Harahap ini menyebut pawai MTQ mirip topeng monyet melalui video yang diunggahnya di akun Tiktoknya.

Dilihat SuaraSumut.id, Minggu (5/3/2023), FAH merekam video suasana di Kota Padangsidimpuan lewat kamera ponselnya. Dirinya mengumpamakan suasananya seperti di Thailand.

Saat merekam video, secara bersamaan melintas pawai drumband MTQ. Dirinya lalu menyebut pawai tersebut mirip dengan topeng monyet.

"Aku gak sengaja tadi jalan-jalan ke thailand ini aku nonton topeng monyet tuh," katanya.

Baca Juga: Baru Tahu Millen Cyrus Transgender saat Hari Keempat Pacaran, Ini Reaksi Lionel Lee

Sembari tersenyum, FAH juga menyebut kalau pawai 'topeng monyet' ramai yang menonton.

"Wah lucu banget kan di Thailand ada ada topeng monyet, wah ramai banget yang nonton ayo buruan join live aku sekarang," ujarnya.

Begitu diunggah, video pawai MTQ yang disebutnya mirip topeng monyet ini langsung viral. Namun bukan likes dan gift yang didapatnya melainkan kecaman publik yang tersakiti dengan perkataannya.

Bahkan, dirinya juga dilaporkan ke Polres Padangsidimpuan atas dugaan penghinaan. Polisi yang mendapat laporan ini kemudian menindaklanjutinya dan mengamankan FAH.

Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan AKP Maria Marpaung menjelaskan, usai mengamankan FAH, pihaknya lalu melakukan penyelesaian masalah secara restoratif.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG: Link Live Streaming MasterChef Indonesia Season 10 di RCTI, Siapa Masuk Preasure Test?

"Sudah kita mediasi," ujarnya.

Kasus dugaan penghinaan melalui media sosial TikTok yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) kemarin ini diselesaikan secara kekeluargaan. FAH juga telah meminta maaf dan menyesali perbuatannya.

"Yang bersangkutan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut serta bersedia mengklarifikasi tentang konten yang sempat diposting di akun Tiktoknya," pungkasnya.

Kontributor : M. Aribowo