Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 13 Mei 2023 | 16:11 WIB
Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memberikan wawancara di kediaman resminya di luar Moskow, Rusia, 25 Januari 2022. [Dok.Antara]

SuaraSumut.id - Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa konflik di Ukraina bisa menyebabkan bencana global. Hal itu disampaikan mantan Presiden Rusia itu ketika berbicara dalam Forum Hukum Internasional Saint Petersburg, Jumat (12/5/2023).

Dia mengatakan, Barat melancarkan perang hibrida skala penuh melawan Rusia, berperang melawan Rusia dengan menggunakan "tangan" Ukraina.

"Musuh kita dipancing habis-habisan oleh Amerika dan Eropa dengan segala jenis senjata mematikan, mereka mendorong teror (Ukraina) di wilayah perbatasan Rusia dengan komitmen sabotase dan pembunuhan politik," kata Medvedev.

"Faktanya, mereka membawa masalah ini menuju Perang Dunia ketiga, ke bencana global di mana tidak akan ada pemenang," ujar dia menambahkan.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Tak Kunjung Berakhir, Luhut Mewanti-wanti Soal Ancaman Nuklir

Medvedev menuding AS menggunakan struktur internasional, termasuk Mahkamah Pidana Internasional (ICC), untuk menekan lawan-lawannya.

Pejabat Rusia itu mengungkapkan bahwa tahun ini AS membiayai ICC sebesar 24 miliar dolar AS (sekitar Rp356,3 triliun), sebelum pengadilan di Den Haag itu mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin dan komisaris HAM anak Maria Lvova-Belova atas tuduhan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.

"Itu terlihat seperti suap dari otoritas Amerika, yang diberikan khusus untuk kasus anti Rusia terkait konflik di Ukraina," kata Medvedev.

Medvedev mengatakan bahwa negara-negara pendiri arsitektur keamanan Perang Dunia membuat kesalahan fatal karena mereka tidak memasukkan ke dalam arsitektur mekanisme lembaga perlindungan pasca perang terhadap upaya oleh satu atau lebih negara untuk merebut seluruh sistem.

“Keadilan ekonomi internasional juga telah menjadi fiksi murni. Meskipun kebebasan dan persaingan diproklamirkan, tetapi nyatanya tidak ada seorang pun atau apa pun yang menghalangi negara kuat dan kaya untuk melindungi kepentingannya dengan cara apa pun, termasuk larangan diskriminatif yang diberlakukan untuk negara lain," ujar dia.

Baca Juga: Tukar Tahanan, Ukraina Bebaskan Puluhan Tentara dari Rusia

Medvedev juga memperingatkan bahwa pelanggaran perjanjian internasional mengarah pada konsekuensi yang mengerikan.

Ia juga mengharapkan organisasi regional, termasuk Shanghai Cooperation Organization, akan memainkan peran yang lebih penting di masa depan. (Antara/Anadolu)

Load More