Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 26 November 2023 | 01:32 WIB
Kader PSI di Kota Pematang Siantar melayangkan protes ke Ketum PSI Kaesang Pangarep. [instagram @inndonesia]

SuaraSumut.id - Video yang memperlihatkan sejumlah kader PSI di Kota Pematang Siantar melayangkan protes ke Ketum PSI Kaesang Pangarep viral di media sosial. Dilihat dari akun instagram @inndonesia, terlihat belasan orang kader PSI mengaku tersakiti karena pengurus DPD Pematang Siantar dinonaktifkan.

"Kami jelaskan, sesuai dengan SK yang diperbuat oleh yang kami hormati bro Kaesang, di mana SK tersebut telah menonaktifkan mereka, mencabut SK mereka, kami menyatakan keberatan," kata pria dalam video, dilihat Minggu (26/11/2023).

Pria itu mengatakan adapun alasan keberatan mereka karena bro Samuel Sianturi (Ketua DPD PSI Siantar nonaktif) sudah berjuang, sudah bergerak membangun PSI.

"Dengan berbagai tahapan, baik mendaftarkan menjadi partai politik, verifikasi administrasi, faktual mengantarkan bacaleg dan menjadi caleg tetap, semua itu perjuangan yang sudah diperbuat bro Samuel," ujarnya.

Atas adanya pengurus DPD PSI Siantar yang dinonaktifkan, maka mereka berharap kebijaksanaan dari Kaesang. Jika tidak, mereka mengancam akan keluar dari PSI.

"Untuk ini kami menyatakan sikap apabila DPP kami ketua Kaesang tidak mengambil kebijaksanaan yang benar dan tepat kami akan menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaannya PSI Pematang Siantar, kami mengundurkan diri dari caleg walaupun sudah DCT," jelasnya.

Ketua PSI Sumut Nezar Djoeli pun angkat bicara terkait hal tersebut. Dirinya menjelaskan kepengurusan DPD PSI Siantar memang sudah berubah.

"Iya sekarang kalau misalnya sekarang mereka mengatasnamakan PSI Siantar, dalam tayangan itu yang mana ketua, yang mana sekretaris, yang mana bendahara, kalaupun caleg berapa orang calegnya di situ," katanya dikonfirmasi SuaraSumut.id.

"Itu kan hanya orang yang merasa ketidakpuasan saja. Sesungguhnya kepengurusan Siantar itukan sudah berubah konstelasinya," sambungnya.

Nezar lalu menjelaskan penyebab pengurus DPD PSI Siantar yang sebelumnya dinonaktifkan oleh DPP PSI.

"Sudah dihimbau dari awal Januari sampai dengan 1 November bahwasanya kita diperintahkan partai DPP untuk membentuk struktur ranting kecamatan, tidak dijalankan," ujarnya.

Bahkan, Nezar mengaku sudah tiga kali melayangkan himbauan kepada pengurus DPD PSI Siantar namun tak juga digubris.

"Imbauan pertama, himbauan kedua, himbauan ketiga tidak dijalankan kita berikan peringatan pertama, kita berikan peringatan kedua, kita panggil ke kantor DPW," ungkapnya.

Lebih lanjut Nezar mengatakan pengurus yang sebelumnya juga tidak komunikatif dengan DPW PSI Sumut.

"Proses-proses ini kan sudah berjalan selama 10 bulan tidak komunikatif, tidak mau berdiskusi sama DPW. Itulah penyebabnya, saya menggantikan dengan orang-orang yang mau membangun PSI di Siantar," jelasnya.

Nezar juga membeberkan adanya salah seorang caleg PSI bernama Horas Sianturi merupakan ayah dari Ketua DPD PSI yang dinonaktifkan, diduga terafiliasi mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.

"Caleg itu bapaknya (Eks Ketua PSI Siantar) itulah yang berafiliasi ke Anies, ini bukan kata saya, rekam jejaknya ada di google, jadi semacam bermain-main berpartai," katanya

Terkait adanya video protes akan keluar dari PSI tersebut, Nezar menjawab tidak mempermasalahkannya.

"Hak seseorang yang gak bisa kita larang, dengan membuat video viral tadi tapi akhirnya rakyat akan tahu. Karena kita melalui mekanisme persetujuan DPP, kalau DPP gak setuju maka mereka gak bisa diganti juga," katanya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More