SuaraSumut.id - Banjir bandang dan longsor yang terjadi di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut) diduga karena adanya perambahan hutan.
Dugaan ini muncul setelah Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor membagikan video kawasan perbukitan di Danau Toba yang sudah gundul diduga karena perambahan hutan di media sosialnya.
"Setelah saya melihat vidio ini, sepertinya ada kejahatan lingkungan luar biasa yang menyebabkan musibah bencana tanah longsor dan batu-batuan yang longsor," tulisnya seperti dilihat SuaraSumut.id, Senin (4/12/2023).
"Kepada semua elemen masyarakat yang mengetahui para pelaku ilegal ini untuk sama-sama kita memantau dan memberikan informasi yang sebenarnya agar para pihak terkait mengambil langkah yang dianggap perlu," sambungnya.
Pj Gubernur Sumut Hassanudin kemudian memberikan tanggapan dugaan perambahan hutan diduga memicu terjadi bencana alam di Humbahas. Dirinya menegaskan pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait hal ini.
"Saya sampaikan, coba dilihat di-investigasi cari kemungkinan apa penyebabnya," ungkapnya.
Hassanudin mengatakan ia telah berkunjung dan menyerahkan bantuan kepada korban selamat. Diriya mengaku kondisi lokasi banjir bandang dan longsor sangat memperhatikan.
"Saya kira dari ketinggian (banjir bandang dan longsor), rupanya tidak dari ketinggian itu. Apakah ada gejala tektonik atau memang dampak dari informasi tadi (perambahan hutan)," jelasnya.
Ia juga meminta Polda Sumut untuk turun melakukan penyelidikan dugaan perambahan hutan tersebut. Sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan agar tidak terulang lagi bencana alam serupa.
"Dalam hal kami sama sama dengan pak Kapolda Sumut dan bidang-bidang lain. Saya minta untuk mecari data dan informasi, apakah itu investigasi apa penyebabnya (banjir bandang dan longsor itu)," cetusnya.
Mantan Pangdam I/BB ini mengungkapkan telah melihat langsung proses evakuasi dan pencarian korban hilang. Tim SAR gabungan mengalami kesulitan karena banyak material longsor seperti batu-batu besar bertumpuk di lokasi bencana tersebut.
"Sampai sekarang ada dua yang ditemukan, saya lihat semalam, penanganan bagus pemberian bantuan bagus," jelasnya.
Dua korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia masing-masing bernama Dian Lubis dan Tiamin Boru Sinambela.
Dian ditemukan di lokasi bencana pada Sabtu 2 Desember 2023. Sementara Tiamin ditemukan pada Senin pagi, 4 Desember 2023 pagi.
Berita Terkait
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Saat Bendera Putih Berkibar di Aceh, Peneliti UGM Kritik Pemerintah Tak Belajar Hadapi Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
PSI Tapsel Salurkan Bantuan ke Sangkunur, Sejumlah Desa Masih Terisolasi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional