
SuaraSumut.id - Maraknya penambang bitcoin diduga melakukan pencurian listrik di Medan, Sumatera Utara (Sumut), membuat warga resah. Selain membuat negara merugi, adanya praktek pencurian listrik juga berdampak kepada kekhawatiran warga yang rumahnya dapat terbakar.
Pada Jumat (8/12/2023), sejumlah warga menggelar aksi ke DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol. Massa mendesak legislatif bertindak memanggil pemerintah dan PLN.
"Kami menemukan banyak penambang bitcoin melakukan pencurian listrik yang mengakibatkan beberapa rumah nyaris terbakar di Kota Medan," kata Frans Sianturi, penanggung jawab aksi dari Aliansi masyarakat Pencari Keadilan di DPRD Sumut.
Dirinya mengatakan adanya praktek pencurian listrik ini mengakibatkan beberapa rumah nyaris terbakar di sekitar lokasi penambang bitcoin.
"Ada rumahnya yang nyaris terbakar di daerah Ringroad. Di daerah situ ada dugaan pencurian listrik karena praktik penambangan bitcoin. Setelah pihak PLN datang ternyata di daerah situ sering terjadi pencurian arus listrik," ungkap Frans.
Dirinya mengaku ada oknum-oknum yang diduga membekingi aktivitas penambangan bitcoin di Medan.
"Kita menuntut supaya PLN bisa bertindak tegas jangan mau kalah terhadap siapapun dan DPRD bisa memanggil mereka dan menindak siapapun oknum-oknum yang melakukan pencurian listrik," ucapnya.
"Kita mendesak penertiban pencurian arus listrik oleh server penambang bitcoin.Kedua, agar pemerintah maupun DPRD menyahuti aspirasi masyarakat dengan memanggil PLN dan pengusaha-pengusaha ilegal ini," sambungnya.
Tak lama menggelar aksi, perwakilan dari DPRD Sumut menjumpai massa aksi dan mengatakan akan mengakomodir aspirasi pengunjuk rasa terkait penambangan bitcoin yang mencuri listrik.
Ada 70 titik penambang bitcoin diduga curi listrik
Usai menyampaikan aspirasinya di DPRD Sumut, massa aksi lalu bergerak ke PLN Sumut di Jalan Kl Yos Sudarso Medan. Kedatangan massa aksi yang menyampaikan maraknya pencurian listrik oleh penambang bitcoin disambut oleh Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumatera Utara, Yasmir Lukman.
"Jadi kita PLN mendapatkan laporan juga ini dari masyarakat sekitar berberapa bulan, ini demo yang kelima atau yang keenam," ujarnya.
Yasmir mengatakan PLN berdasarkan laporan masyarakat sudah melakukan tindakan di lapangan dan menemukan banyak dilakukan penyalahgunaan energi listrik terkait penambangan bitcoin.
"Di sana kita sudah melakukan tindakan pemutusan supaya penyalahgunaan ini bisa dihentikan segera," ujarnya.
Dalam melakukan penertiban, Yasmir menerangkan, pihaknya mendapatkan tantangan adanya perlawanan dari oknum-oknum.
"Petugas kami mendapatkan tantangan, ada petugas kami yang coba dihalang-halangi oleh oknum, kami gak tahu oknumnya siapa kami gak kenal karena gak memakai atribut," jelasnya.
Berdasarkan pendataan dari PLN, ada sekitar 70 titik lokasi penambangan bitcoin yang diduga mencuri listrik.
"Ada 70 titik tersebar di Medan, Delitua dan Pancur Batu," cetusnya.
Yasmir menyampaikan PLN menemukan pencurian daya listrik sekitar 60 MPH di 70 titik tersebut.
"Sekitar 60 MPH itu digunakan mereka dalam satu titik itu, kami taksir estimasi penggunaan 60 MPH itu bisa jadi Rp 70 sampai Rp 80 juta per bulan per titik, ini dilakukan perusahaan. Kalau dari aduan masyarakat sejak bulan 5 terjadi pencurian listrik bisa jadi iya," katanya.
Meski demikian, Yasmir menekankan pihaknya saat ini sedang melakukan srategi untuk menertibkan pencurian listrik terkait penambangan bitcoin ini.
"Secara reguler kita menyusun strategi, schedule agar pelaksanaannya bisa betul-betul terlaksana," tukasnya.
Apa itu penambangan bitcoin?
Dihimpun SuaraSumut.id, penambangan bitcoin adalah proses verifikasi transaksi bitcoin pada blockchain dan pembuatan bitcoin baru. Penambangan dilakukan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak untuk menghasilkan nomor kriptografi yang cocok dengan persyaratan tertentu.
Penambangan bitcoin juga memverifikasi transaksi pada blockchain dan memastikan bahwa blockchain berfungsi dengan lancar dan dapat memproses dan memverifikasi transaksi.
Penambangan bitcoin menggunakan jumlah energi yang sangat besar dan kontroversial karena hal ini. Meskipun nilainya besar, menambang bitcoin tidak mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Penambangan bitcoin dilakukan oleh perusahaan penambangan besar yang menjalankan kolam penambangan yang tersebar.
Kontributor : M. Aribowo
Berita Terkait
-
PLN IP Perkuat Industri PLTS dari Hulu ke Hilir
-
Bobby Nasution Ungkap Alasannya Datangi KPK: Saya Diundang
-
Mantu Jokowi, Bobby Nasution Sambangi Gedung KPK, Ada Apa?
-
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: LavAni Lolos ke Grand Final Usai Kalahkan Bank SumselBabel
-
Bitcoin Lampaui Amazon dan Google, Kini Jadi Aset Kelima Terbesar di Dunia
Tag
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 5 Rekomendasi Body Lotion Lokal untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai Rp17 Ribu
- Cyrus Margono Terancam Tak Bersyarat Bela Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2025
- Rangkaian Skincare Viva untuk Memutihkan Wajah, Murah Meriah Hempas Kulit Kusam
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp70 Jutaan: Lengkap dengan Spesifikasi dan Estimasi Pajak
Pilihan
-
Gelombang Kekesalan Jakmania Memuncak: Carlos Pena di Ujung Tanduk Pemecatan
-
Hasil Seri Kontra Arema FC Bikin Bangga Persebaya, Ini Penyebabnya
-
Pratama Arhan Mulai 'Terbuang' dari Timnas Indonesia, Mertua Acuh: Terserah
-
Heboh Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk
-
7 Rekomendasi Mobil Bekas Jepang-Eropa Harga di Bawah Rp100 Juta
Terkini
-
Promo Minyak Goreng Hemat di Alfamart dan Indomaret, Cek Diskonnya
-
Gubernur Sumut Bobby Nasution Datangi KPK Hari Ini, Ngapain?
-
Jangan Sampai Kehabisan, Link DANA Kaget Terbaru Siang Ini untuk Warga Sumatera Utara
-
Trik Kirim Pesan WhatsApp ke Orang yang Memblokirmu, Ini Caranya
-
Link DANA Kaget Rp 375.000 Sudah Dibagikan! Begini Cara Klaim dan Pakainya untuk Belanja Online