SuaraSumut.id - Masyarakat dan wisawatawan diimbau untuk menghindari area kawasan Gunung Sinabung. Pasalnya, kondisi intensitas curah hujan tinggi dapat menimbulkan bahaya. Hal ini terlihat dalam uggahan di akun Instagram @ disbudporaparkaro dilihat SuaraSumut, Rabu (27/12/20230.
"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi menyeluruh oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia, area Gunung Sinabung sedang dalam status level II (waspada) dan tingginya curah hujan berpotensi menyebabkan erupsi, hujan abu, serta banjir lahar dingin. Hal ini juga dikarenakan adanya endapan abu vulkanik dan material hasil erupsi sebelumnya," tulisnya.
Masyarakat dan wisatawan atau pengunjung tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung dan radius sektoral 4,5 km untuk sektor selatan Gunung Sinabung.
Melansir dari situs https://vsi.esdm.go.id/, hasil pengamatan pada 1-25 Desember 2023, tercatat 8 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 23 kali gempa hembusan, 14 kali harmonik.
Lalu 3 kali gempa low frequency, 6 kali gempa tornillo, 14 kali gempa hybrid, 24 kali gempa tektonik lokal, 53 kali gempa tektonik jauh, gempa tremor terus menerus dengan amplitudo 2-4mm, dan 3 kali getaran banjir.
"Saat ini di daerah Gunung Sinabung dan sekitarnya sedang mengalami musim hujan dengan intensitas cukup tinggi," tulisnya.
Potensi Ancaman Bahaya:
- Mengingat saat ini sedang musim hujan dan adanya bagian Gunung Sinabung yang mengalami inflasi, maka erupsi freatik berpotensi terjadi dengan ancaman lontaran batu terbatas pada radius 3 km dari pusar erupsi. Erupsi freatik dapat terjadi tiba-tiba tanpa memperlihatkan tanda-tanda yang jelas dalam kegempaan Gunung api.
- Jika terjadi erupsi, maka awan panas berpotensi mengancam daerah dalam radius 4 km untuk sektor barat-selatan, dalam radius 5,5 km untuk sektor selatan-timur, dalam radius 4km untuk sektor timur-utara, dan dalam radius 3 km untuk sektor utara-barat dari puncak Gunung Sinabung.
- Ancaman hujan abu lebat dapat mencapai lebih dari 3 km, tergantung arah dan kecepatan angin.
- Banjir lahar akibat akumulasi endapan abu vulkanik atau material hasil erupsi di bagian lereng gunung api berpotensi terjadi, mengingat saat ini sedang musim penghujan. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di puncak Gunung Sinabung.
Berita Terkait
-
Hujan Deras? Amalkan Doa Ini Saat Naik Mobil untuk Perjalanan Aman
-
Awas Kehujanan! BMKG Prediksi Hujan di Seluruh Jakarta Sabtu Malam
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
Seluk Beluk Ban Mobil: Begini Cara Memilih si Karet Bundar yang Cocok untuk Musim Hujan
-
Jangan Abaikan! Tekanan Ban yang Tepat Bisa Jadi Penyelamat Pengendara Mobil di Musim Hujan
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Paser: Polda Kaltim Buru Pelaku, JATAM Desak Cabut Izin PT MCM
-
276 Kegiatan Kampanye Tercatat di Kaltim, Reses DPRD Jadi Sorotan Bawaslu
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting