Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 26 Februari 2024 | 14:32 WIB
Ilustrasi pupuk bersubsidi [Suaraindonesia]

SuaraSumut.id - Petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilanda keresahan akibat pengurangan kuota pupuk bersubsidi hingga 50 persen pada tahun 2024. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada hasil panen padi dan mengancam ketahanan pangan di daerah tersebut.

Data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpan) Abdya, luas lahan sawah di Abdya mencapai 8.299 hektare di sembilan kecamatan.

Namun kuota pupuk bersubsidi jenis urea dan NPK yang diberikan oleh pemerintah hanya 3.168.126 kg dan 1.531.780 kg. Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6.102.989 kg dan 3.808.165 kg.

Salah seorang petani bernama Burhan mengaku hanya mendapatkan jatah pupuk bersubsidi 25 kg. Hal ini sesuai yang tertera dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Padahal kebutuhannya mencapai 100 kg sesuai dengan luas sawah.

"Kalau pupuk kurang, tanaman padi pasti tidak tumbuh maksimal. Anakannya sedikit. Hasil panen bisa turun sampai 50 persen. Ini sangat merugikan kami sebagai petani," kata Burhan, melansir Antara, Senin (26/2/2024).

Burhan mengaku tidak mampu membeli pupuk non subsidi yang dijual di pasaran dengan harga tiga kali lipat lebih mahal dari pupuk bersubsidi.

Dirinya berharap pemerintah bisa menambah alokasi pupuk bersubsidi untuk Abdya, agar petani bisa menanam padi dengan baik.

"Kami berharap pemerintah peduli dengan nasib kami. Jangan sampai kami gagal panen karena kekurangan pupuk. Kami juga ingin berkontribusi untuk ketahanan pangan nasional," ungkap Burhan.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pengairan (PSP) Distanpan Abdya Teuku Indra mengatakan kuota pupuk bersubsidi untuk Abdya tahun 2024 dibagikan untuk sembilan kecamatan sebagaimana keputusan bupati nomor 623 tahun 2023.

Pihaknya telah mengajukan usulan kuota pupuk bersubsidi berdasarkan RDKK yang telah disusun. Namun, pemerintah pusat mengurangi kuota hingga 50 persen.

Load More