Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 14 Oktober 2024 | 23:07 WIB
Suasana di rumah duka korban tewas ricuh saat pelantikan GRIB di Medan. [Suara.com/ M.Aribowo]

SuaraSumut.id - Sekelompok orang tak dikenal (OTK) melakukan penyerangan saat acara pelantikan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) kota Medan. Pelantikan berlangsung di Lapangan Parkir Lotte Grosir Medan, pada Minggu 13 Oktober 2024.

Peristiwa ini menyebabkan satu orang tewas. Korban bernama Faisal Arie Parinduri (44) tewas usai diduga dianiaya puluhan orang memakai baju serba hitam.

Korban disebut dianiaya tak jauh dari lokasi kericuhan di Jalan Pantai Timur, Gang Sekolah, Kecamatan Medan Helvetia.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bina Kasih untuk mendapatkan perawatan. Namun pada Senin (14/10/2024) sore, korban menghembuskan nafas terakhir.

Ayah korban bernama Sahrul Bakti Parinduri (69) mengatakan, kejadian bermula saat puluhan orang masuk ke pemukiman warga mencari pelaku penyerangan.

Saat itu korban sedang duduk-duduk di dekat rumahnya yang tak jauh dari lokasi pelantikan bertemu dengan puluhan orang berbaju serba hitam.

"Dia (korban) duduk di belakang sana, rupanya di sana (Jalan Gatot Subroto) ada kerusuhan, naik kereta (motor), larinya kemari dikejar orang itu, ada sekitar 40 hingga 50 orang," kata Sahrul kepada SuaraSumut.id.

Korban yang merasa tak bersalah dan penasaran, kata Sahrul lalu keluar melihat apa yang terjadi.

"Datang anak saya ini keluar, datang kawan-kawan gak usah, mau lihat, datang dia ada apa, dihajar orang itu," ujarnya.

Saat anaknya dianiaya, ucap Sahrul, ada warga yang coba melerai tapi tak bisa malah ikut dianiaya.

"Dia jadi korban, salah sasaran," ucapnya.

Atas kejadian ini, pihak keluarga berencana akan membuat laporan resmi ke polisi.

"Sebenarnya sore tadi mau membuat laporan, tapi karena anak saya meninggal jadi tidak buat laporan," tukasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba mengatakan kasus ini ditangani oleh Polsek Sunggal dan Polsek Helvetia.

"Laporannya berproses di sana, masih didalami," katanya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More