Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 05 November 2024 | 11:55 WIB
Ilustrasi ikan buntal. [pexels/Jeffry Surianto]

SuaraSumut.id - Pelaku UMKM di Banda Aceh, mengolah gelembung dan kulit ikan buntal untuk memenuhi permintaan pasar ekspor melalui Medan, Sumatera Utara.

Gelembung ikan buntal sering digunakan dalam produk kesehatan dan benang. Sementara kulitnya dikonsumsi karena kandungan nutrisinya.

"Kami memasok gelembung dan kulit ikan buntal ini ke Medan, dan selanjutnya diekspor berbagai negara," kata Bahrul, pelaku UMKM pengolahan ikan buntal, melansir Antara, Selasa (5/11/2024).

Bahrul telah menjalankan usaha ini selama dua tahun dan pengirimannya bergantung musiman.

"Kalau banyak pasokan bahan baku, maka kami bisa mengirim gelembung dan kulit ikan buntal setiap pekan. Kalau pasokan kurang, bisa sebulan sekali," ujarnya.

Setiap pengiriman berkisar dua hingga lima kilogram dengan harga yang bergantung pada pasaran di Medan, sekitar Rp 1-2 juta per kilogram.

"Untuk gelembung, berat yang diterima penampung di Medan lebih dari tiga gram. Kalau beratnya tiga gram kurang, itu harganya murah, separuh harga pasar. Gelembung ini tidak bisa dilihat dari kecil besarnya ikan. Gelembung baru diketahui setelah ikan dikuliti," jelasnya.

Pasokan ikan buntal didapat dari agen penampungan. Bahkan, ada juga nelayan yang datang membawa ke tempat usahanya. Ikan buntal tersebut dibeli dengan harga Rp 9 ribuan hingga Rp 12 ribuan.

Ikan buntal tersebut melalui proses pencabutan kulit dan mengambil gelembungnya. Kulit dan gelembung dijemur. Untuk gelembung, penjemuran selama dua hari dalam kondisi cuaca cerah

"Kalau waktu penjemurannya cukup, gelembung dan kulit ikan buntal bisa tahan lama. Sedangkan daging ikan buntal dibuang karena tidak bisa dikonsumsi," kata Bahrul.

Load More