SuaraSumut.id - Sedikitnya delapan hektare lahan kebun milik masyarakat di Aceh Barat terbakar selama Ramadan 1446 Hijriah.
Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah mengatakan, sebagian besar yang terbakar merupakan lahan kelapa sawit dan lahan kosong milik warga.
Lahan yang terbakar dan saat ini sudah berhasil dipadamkan berada di Desa Aron Tunong, Kecamatan Woyla, dengan luas lahan terbakar sekitar 2,5 hektare.
Lalu di Kompleks Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh seluas 0,5 hektare, Desa Alue Peunyareng Kecamatan Meureubo seluas 1,5 hektare.
"Kebakaran lahan juga terjadi di Desa Seuneubok Teungoh, Kecamatan Arongan Lambalek, dengan luas sekitar 2,5 haktare," katanya melansir Antara, Minggu (6/4/2025).
Api juga membakar lahan milik warga di Desa Baro Paya, Kecamatan Panton Reue, Aceh Barat seluas 0,5 hektare.
"Kemudian lahan juga terbakar di Desa Gampa, Meulaboh Aceh Barat, seluas 500 meter persegi atau sekitar 0,5 hektare," ujarnya.
Meski sudah dipadamkan secara keseluruhan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan saat membersihkan lahan kebun.
Hal ini sebagai upaya mencegah terjadinya kebakaran lahan. Sebab, sangat berbahaya bagi lingkungan dan keselamatan warga di sekitar lokasi kebun.
"Kami mengimbau masyarakat agar bersama-sama membantu pemerintah daerah menjaga lingkungan, dengan tidak membakar lahan atau kebun saat dibersihkan," katanya.
Mencegah kebakaran lahan merupakan upaya penting untuk melindungi lingkungan. Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran lahan:
1. Pencegahan Umum dan Kesadaran Masyarakat
Edukasi: Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran lahan dan dampaknya.
Sosialisasikan cara-cara pencegahan kebakaran melalui berbagai media (seminar, poster, media sosial, dll.).
Hukum dan Penegakan: Tegakkan hukum secara tegas terhadap pelaku pembakaran lahan, baik disengaja maupun karena kelalaian.
Partisipasi Aktif: Libatkan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemantauan kebakaran lahan. Bentuk kelompok sukarelawan atau relawan desa.
Larangan Membakar: Hindari membakar sampah, rumput kering, atau lahan pertanian, terutama saat kondisi kering dan berangin.
2. Pengelolaan Lahan dan Vegetasi
Pengendalian Vegetasi: Lakukan pembersihan dan pengurangan vegetasi kering yang mudah terbakar di sekitar area rawan kebakaran (misalnya, di sekitar pemukiman, jalan, dan fasilitas publik).
Pembuatan Sekat Bakar: Buat sekat bakar (zona tanpa vegetasi) untuk mencegah api menyebar luas. Sekat bakar bisa berupa parit, jalan setapak yang lebar, atau area lahan yang telah dibersihkan.
Pengelolaan Air: Pastikan ketersediaan sumber air yang cukup untuk pemadaman kebakaran. Buat sumur atau tandon air di dekat area rawan kebakaran.
Pertanian Berkelanjutan: Promosikan praktik pertanian berkelanjutan yang tidak menggunakan api untuk membuka lahan. Ajarkan teknik pertanian alternatif yang lebih ramah lingkungan (misalnya, pengolahan lahan tanpa bakar/PLTB).
Pengelolaan Gambut: Lahan gambut sangat rentan terhadap kebakaran. Lakukan pengelolaan gambut yang berkelanjutan, seperti menjaga kelembaban lahan gambut dengan membuat sekat kanal (canal blocking) dan restorasi ekosistem gambut.
3. Mitigasi dan Persiapan
Pemantauan Dini: Lakukan pemantauan dini terhadap potensi kebakaran lahan. Gunakan teknologi seperti satelit, drone, dan CCTV untuk mendeteksi titik api secara cepat.
Sistem Peringatan Dini: Kembangkan sistem peringatan dini kebakaran lahan yang efektif. Sebarkan informasi peringatan dini kepada masyarakat melalui berbagai saluran komunikasi.
Pelatihan Pemadaman: Latih masyarakat dan petugas terkait tentang teknik pemadaman kebakaran lahan yang aman dan efektif.
Koordinasi: Tingkatkan koordinasi antara berbagai pihak terkait (pemerintah, masyarakat, perusahaan, dan lembaga swadaya masyarakat) dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan.
Penting untuk diingat
Faktor Cuaca: Perhatikan kondisi cuaca, terutama saat musim kemarau. Tingkatkan kewaspadaan saat cuaca panas dan kering.
Kerja Sama: Pencegahan kebakaran lahan membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Mari bersama-sama menjaga lingkungan kita dari bahaya kebakaran lahan.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, kita dapat mengurangi risiko kebakaran lahan dan melindungi lingkungan serta masyarakat.
Berita Terkait
-
BUMN PTPN III Disegel, Jadi Salah Satu Penyebab Banjir Bandang Sumatra
-
Tambang Emas Termasuk Tiga Klaster Pemicu Parahnya Banjir Sumatera Utara
-
Sulap Hutan Jadi Lahan Sawit dan Tambang, Satgas PKH Denda 71 Perusahaan
-
Zulhas Bantah Jadi Biang Kerok Banjir Sumatera
-
Bencana Banjir Bandang Rusak 65 Ribu Hektar Sawah di Provinsi Aceh
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
2.100 Hektare Lahan Sawah di Aceh Barat Rusak Akibat Banjir Bandang
-
23 Sekolah di Nagan Raya Rusak Akibat Banjir, Kerugian Capai Puluhan Miliar
-
Ekonomi Sumut 2026 Diprakirakan Tetap Tumbuh Menguat
-
Timbun BBM Pascabanjir di Sumut, Operator SPBU dan Pembeli Ditangkap
-
Dua Jenazah Berkafan Ditemukan, Kisah dari Garis Terdepan Evakuasi