Suhardiman
Rabu, 16 April 2025 | 15:04 WIB
Dokter Detektif alis Doktif. [Rena Pangesti/Suara.com]

Dirinya mengenakan topeng di area mata untuk menjaga anonimitas dan mengaku lulusan dokter kecantikan tahun 2007, dengan pengalaman praktik selama belasan tahun.

Doktif menggunakan laboratorium SIG Laboratory untuk menguji skincare, fokus mengedukasi masyarakat tentang keamanan produk dan mengkritik praktik overclaim atau kandungan berbahaya seperti merkuri dan hidrokuinon.

Belum ada konfirmasi resmi. Ia juga diketahui meracik formula skincare sendiri, meski tidak mengungkap mereknya, dan pernah berseteru dengan tokoh seperti dr. Richard Lee serta Shella Saukia terkait ulasan produk.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan akan memanggil Doktif untuk menanyakan motif di balik pengujian laboratoriumnya, menunjukkan bahwa aksinya telah menarik perhatian regulator.

Selain itu, Doktif dilaporkan ke polisi oleh dua pihak, termasuk terkait unggahan yang menyebut "Gerombolan Sirkus" dan "Ratu Flexing," dengan tuduhan pencemaran nama baik berdasarkan UU ITE.

Hani Sagara, pemilik fasilitas produksi kosmetik, juga menggugat Doktif dan dokter lain atas tuduhan "mafia skincare."

Pro dan Kontra di Kalangan Publik

Konten Doktif menuai dukungan karena dianggap mengedukasi konsumen tentang risiko produk skincare yang tidak aman. Namun, banyak juga yang meragukan akurasi uji labnya atau mengkritik pendekatan anonimnya, menganggapnya kurang transparan.

Beberapa netizen menyarankan hasil uji disampaikan langsung ke pihak berwenang, bukan di media sosial, untuk menghindari konflik.

Load More