SuaraSumut.id - Pengamat ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menegaskan bahwa pemberantasan premanisme di Sumatera Utara (Sumut) menjadi langkah krusial untuk menciptakan iklim investasi yang aman dan pro terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut Gunawan, iklim investasi yang kondusif hanya bisa dibangun apabila daerah tersebut terbebas dari intimidasi dan pungutan liar yang dilakukan oleh pelaku premanisme.
Hal itu disampaikannya merespons aksi tegas Polda Sumut dalam Operasi Pekat Toba 2025 yang berhasil mengamankan 1.130 orang diduga pelaku premanisme.
“Iklim investasi itu harus diciptakan dengan lebih menunjukkan keberpihakan pada pertumbuhan ekonomi atau pro growth,” kata Gunawan, dikutip dari Antara, Sabtu (17/5/2025).
Menurutnya, salah satu masalah fundamental yang menurunkan daya saing daerah adalah aksi premanisme, karena menciptakan high cost economy akibat pungutan liar yang tidak terkontrol.
Hal ini, menurut dia, akan menurunkan minat investor dan melemahkan penciptaan lapangan kerja.
“Premanisme menciptakan biaya ekonomi tambahan dan ketidakpastian yang membuat investor enggan masuk ke wilayah tersebut. Jika tidak diberantas, akan muncul persepsi negatif terhadap potensi ekonomi daerah,” lanjut Gunawan.
Ia menambahkan bahwa pungutan liar yang dibiarkan berlangsung bisa dianggap masyarakat sebagai hal biasa, tanpa menyadari dampak ekonomi dan sosialnya.
Dia menilai pemberantasan aksi ini harus dilakukan berkelanjutan dan didukung dengan regulasi yang jelas.
“Lebih dari itu, premanisme bisa menimbulkan variable cost yang sulit diukur. Belum lagi dampak psikologis yang ditimbulkannya pada pelaku usaha maupun masyarakat umum,” jelasnya.
Gunawan menyarankan agar masyarakat sekitar juga diberi edukasi dan dilibatkan aktif dalam menjaga lingkungan yang aman dan nyaman bagi kegiatan ekonomi.
Ia percaya, jika aksi premanisme dapat ditekan secara signifikan, maka investasi di Sumatera Utara bisa tumbuh lebih maksimal.
“Premanisme itu membuat sumber daya alam dan sumber daya manusia tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Ini sangat merugikan, apalagi jika arus investasi potensial malah terhambat,” katanya.
Sementara itu, Polda Sumut mencatat penindakan besar-besaran terhadap aksi premanisme sepanjang awal Mei 2025.
Melalui Operasi Pekat Toba 2025, sebanyak 954 kasus berhasil diungkap dengan jumlah pelaku mencapai 1.130 orang.
Berita Terkait
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
UMP Sumut Tahun 2026 Naik 7,9 Persen Jadi Rp 3.228.971
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
Kondisi Terkini Lokasi Banjir Bandang Sumatera Utara
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Penyaluran LPG Subsidi di Banda Aceh Naik 40 Persen dari Kondisi Normal
-
Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UISU Salurkan Bantuan ke Aceh Tamiang
-
Video Viral Zulkarnain Antarkan Relawan Pertamina Peduli Tembus Kampung Sunting yang Terisolasi
-
1.000 Relawan Siap Bantu Korban Bencana, Danantara dan BP BUMN Bergerak Pulihkan Kawasan Terdampak
-
BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera melalui BUMN Peduli