SuaraSumut.id - Tarekat Naqsabandiyah Al-Kholidiyah Jalaliyah di Sumatera Utara (Sumut), menetapkan perayaan Idul Adha 1446 Hijriah jatuh pada 6 Juni 2025. Perayaan Idul Adha tersebut serentak dengan Pemerintah, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Demikian dikatakan oleh Ketua Umum Dewan Mursyidin Thariqat Naqsabandiyah Al-Kholidiyah Jalaliyah Pusat, SM. Munawar Kholil kepada suarasumut.id, Selasa 3 Juni 2025.
"Tarekat Naqsabandiyah menetapkan Idul Adha pada 6 Juni 2025," katanya.
Munawar mengungkapkan penetapan Idul Adha jatuh 6 Juni berdasarkan perhitungan kalender hisab Qomariah melalui Majelis Fatwa Thariqat Naqsabandiyah.
"Untuk salat Idul Adha akan dilaksanakan pukul 07.30 WIB di masing-masing rumah suluk dan majelis zikir yang ditentukan," ujarnya.
Sementara itu, kata Munawar, untuk pemotongan hewan kurban dilaksanakan setelah salat Idul Adha di beberapa rumah suluk dan majelis zikir yang menggelar salat Ied.
Adapun lokasi pemotongan hewan kurban yakni berada di rumah suluk Darus Shofa Li Ahlil Wafa Simalungun, Marindal, Deli Serdang, Pesantren Darus Shofa, Kandis Riau, dan sebagainya.
Pemerintah Menetapkan Idul Adha 2025
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan bahwa Idul Adha 1446 H jatuh pada hari Jumat 6 Juni 2025.
Penetapan ini berdasarkan hasil Sidang Isbat yang digelar pada Selasa, 27 Mei 2025, setelah pemantauan hilal di 114 titik di seluruh Indonesia.
Awal Dzulhijjah 1446 H ditetapkan pada Rabu, 28 Mei 2025, sehingga Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah bertepatan dengan 6 Juni 2025.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pengamatan hilal di 114 titik lokasi di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa hilal telah terlihat di Aceh Jaya oleh Bapak Nabil yang telah disumpah.
Berdasarkan data tersebut, kami menetapkan 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025.
"Ijtmak sudah terjadi di seluruh Indonesia. Kemudian secara hisab, posisi hilal sudah di atas ufuk dengan ketinggian dan elongasi yang memenuhi kriteria MABIMS. Oleh karena itu, secara hisab imkan rukyat sudah terpenuhi," jelasnya.
Dengan ditetapkannya awal bulan Zulhijah, maka Hari Raya Iduladha 1446 H/ 2025 M yang jatuh pada 10 Zulhijah, akan diperingati pada 6 Juni 2025.
Menag pun mengajak seluruh umat Islam untuk menyambut ini secara bersama-sama dengan memperbanyak ibadah, mempererat persaudaraan, serta menyiapkan diri menyambut hari raya Iduladha.
"Tentunya kita semua berharap keputusan ini menjadi dasar untuk merayakan iduladha bersama-sama. Jika ada perbedaan kita berharap bisa menyelesaikan ini dengan bersama-sama," cetusnya.
Berita Terkait
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Banser Bantu Bersihkan Gereja HKBP Sibolga yang Terdampak Banjir
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional