SuaraSumut.id - Dampak pandemi Covid-19 yang merebak sejak tahun 2020, juga memukul jatuh ekonomi masyarakat. Hal itulah yang dirasakan pengrajin pernak-pernik lebaran membuat omsetnya turun drastis.
Namun demikian, ada asa di tahun 2021 ini. Bisnis pengrajin rumahan ini tampaknya mulai menggeliat bangkit dari keterpurukan.
Salah seorang pengrajin di Jalan Adi Sucipto, Medan Polonia, Islamiah (27) menjelaskan, tahun ini pemesan pernak-pernik lumayan banyak.
"Kalau tahun ini alhamdulillah, lumayan, tahun ini penjualan di atas Rp 20 juta ada, bisa gaji karyawan," katanya, kepada SuaraSumut.id, Kamis (29/4/2021).
Baca Juga:Singkirkan Shelby Rogers, Start Positif Ashleigh Barty di Madrid Open
Ia membandingkan pada tahun 2020, di masa awal pandemi Covid-19 masuk ke Medan, bisnis yang dirintisnya bersama sang suami Munawir (35) nyaris lumpuh.
"Tahun lalu rugi, gak ada pesanan sama sekali," ujarnya.
Miah mengaku, membuat aneka pernak-pernik dari bahan streofoam dan gabus ketupat diantaranya ukiran bulan masjid, bulan bintang, lampion, bedug, menara kubah dan ketupat-ketupat dengan berbagai ukuran. Harga per-buahnya sekitar Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Reseller dari Pekanbaru, Aceh, Belawan, Batam dan Rantauprapat," katanya.
Selain reseller, pernak-pernik ini juga diminati khalayak untuk dipasang di areal perkantoran, cafe, restauran dan lainnya.
Baca Juga:Di Waktu Senggang Jelang Madrid Open, Andrey Rublev Sambangi Camp Nou
"Kalau masyarakat belum, tiga hari, empat hari mau lebaran baru masyarakat belanja," ungkapnya.
Ia berharap, pandemi Covid-19 ini segera berlalu, sehingga perekonomian kembali pulih seperti sediakala.
"Kalau dua tahun lalu sebelum Covid-19, penjualan di atas Rp 50 juta. Saya harap tahun kedepannya, banyak yang terjual karena setahun sekali," tukasnya.
Pantauan di lokasi terlihat sejumlah pengrajin sedang sibuk melakukan pengecekan di pernak pernik yang bernuansa islami ini.
"Ini lokasi usaha sekaligus rumah juga," tukasnya.
Kontributor : M. Aribowo